Kamis 01 Nov 2018 10:42 WIB

SAR: Material Bergeser ke Subang

Pergeseran terjadi karena pengaruh arus dan angin laut.

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi  usai meninjau lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/10).
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto didampingi Kepala Basarnas Marsekal Madya M. Syaugi usai meninjau lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di Perairan Karawang, Jawa Barat, Rabu (31/10).

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Kepala Kantor Tim SAR Bandung Deden Ridwansyah mengungkapkan adanya pergeseran material pesawat yang penting terkait kecelakaan Pesawat Lion Air PK-LQP nomor penerbangan JT-610 ke arah perairan Subang. Informasi itu diberikan oleh Badan Meteorologi,Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang kini telah bergabung di Posko Taktis Pesisir Pantai Tanjung Pakis, Karawang.

"Ada pergeseran titik koordinat dari kemarin di 10 Nautical Mile menuju 15 Nautical Mile arah timur perairan Subang karena pengaruh arus dan angin laut," katanya di Karawang, Kamis (1/11).

Menurut dia, pola pencarian material penting kecelakaan pesawat mulai diintegrasikan dengan data yang dihimpun pihak BMKG. Kondisi arus bawah laut serta angin kencang telah menghanyutkan elemen pesawat ke sejumlah titik di sekitar perairan Indramayu dan sebagian Karawang.

photo
Ratusan warga dan tim gabungan evakuasi pesawat Lion Air JT 610 melakukan shalat gaib dan doa bersama di perairan Karawang, Pantai Tanjung Pakis, Jawa Barat, Rabu (31/10/2018).

Pihaknya mengerahkan 10 tim penyisir permukaan laut guna pencarian jasad korban maupun komponen pesawat yang hilang. "Satu tim kita kerahkan menuju muara Sungai Citarum dan dua tim kita kerahkan sampai ke Pantai Subang serta Balongan, Indramayu," katanya.

Tim di sekitar kawasan Indramayu dan Subang dikhususkan untuk menyisir pinggiran pantai. Sedangkan sebanyak delapan tim lainnya tetap fokus di sekitar perairan Tanjung Karawang.

"Kami terus berkoordinasi dengan BMKG untuk mengantisipasi perubahan arah angin, sebab material pesawat diprediksi akan mengikuti pergerakan arus bawah laut maupun angin," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement