Rabu 31 Oct 2018 17:46 WIB

Posko Halim: Seluruh Keluarga Korban JT-610 telah Melapor

Manajemin perusahaan menugaskan 150 orang family assistant.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Muhammad Hafil
Keluarga dari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 mendatangi RS Polri untuk tes DNA di Rumah Sakit  Polri Jakarta pada Rabu (31/10) pagi.
Foto: Republika/Andrian Saputra
Keluarga dari korban jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 mendatangi RS Polri untuk tes DNA di Rumah Sakit Polri Jakarta pada Rabu (31/10) pagi.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Posko Crisis Centre Lion Air Bandara Halim Perdanakusuma melaporkan, seluruh keluarga korban penumpang pesawat Lion Air dengan register PQ-LPQ kode penerbangan JT 610 telah melapor. Keluarga yang terakhir melapor atas nama korban Wahyu Susilo.

 

Asisten Manajer Lion Air Crisis Centre Halim Perdanakusuma Tri Siswoyo mengatakan, keluarga Wahyu Susilo telah melapor pada pukul 13.00 wib. "Semua korban komplit sudah melapor, update jam satu siang," kata Siswoyo kepada Republika.co.id, Rabu (31/10) sore.

 

Siswoyo mengatakan, kendati seluruh korban telah dilaporkan oleh masing-masing pihak keluarga, posko Halim akan tetap dibuka. Namun, posko akan tetap dibuka untuk keperluan distribusi logistik serta pusat personil Lion Air yang bertugas menangani keluarga korban.

 

"Kami bukan posko minimal sampai tanggal 2 November 2018. Kecil kemungkinan akan ada keluarga atau kerabat yang mendatangi posko Halim," ujar dia. 

Seperti diketahui, pesawat jenis Boeing 737 MAX 8 itu mengangkut 189 orang. Sebanyak 181 orang diantaranya merupakan penumpang dewasa. Dua di antaranya adalah penumpang bayi dan satu anak. Sisanya merupakan pilot-kopilot dan kru kabin.

Corporate Communication Lion Air Group Ramaditya Handoko mengatakan, manajemen perusahaan menugaskan 150 family assistant untuk mendampingi keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610. Mereka bertugas mendampingi keluarga dalam memperoleh setiap informasi yang dibutuhkan.

 

"Fungsi mereka untuk menangani secara personal, eksklusif, dan memang menjadi tanggung jawabnya sampai semua ini selesai," kata Rama kepada wartawan di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (31/10).

 

Menurut Rama, masing-masing family assistant bertugas untuk mendampingi satu hingga tiga keluarga korban. Para family assistant tersebut disebar di cricis center Lion Air, Hotel Ibis Cawang. Hotel tersebut merupakan tempat yang paling banyak ditinggali oleh para keluarga. Hingga hari ketiga, ia mengatakan telah terservasi 85 kamar di hotel tersebut.

 

Sisanya, ditugaskan di Hotel Alia Matraman dan Hotel Ibis Cengkareng dimana juga terdapat beberapa keluarga korban. Sementara, yang mendampingi keluarga kru pesawat ditempatkan di Hotel Fiducia Pondok Gede.

 

Selain menyiapkan pendamping, manajemen sudah menyiapkan tim psikolog dan kerohanian. Hal itu untuk menenangkan kondisi psikologis keluarga yang saat ini mengalami trauma berat. Lion Air turut mensiagakan tim medis untuk hal-hal yang tak terduga yang dialami oleh keluarga.

Baca juga: Polisi Temukan Sejumlah Hoaks Penculikan Anak di Medsos

Baca juga: Kisah Abdullah Bin Salam Menunggu Datangnya Nabi Terakhir

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement