REPUBLIKA.CO.ID, SLEMAN -- Semua elemen memang diperlukan untuk memajukan wisata suatu daerah, termasuk penginapan dan rumah makan. Karenanya, hotel-hotel dan resto-resto memiliki peran sangat vital dalam menunjang kemajuan pariwisata.
Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Sleman, DIY, Sudarningsih mengatakan, pengembangan wisata daerah tidak akan terwujud bila cuma ditumpukkan kepada satu pihak saja. Karenanya, sinergi semua elemen begitu diperlukan.
Belakangan, di Sleman, sinergi Dinas Pariwisata dan Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) memang sempat vakum. Namun, ia berharap itu semua tidak boleh lagi terjadi pada masa mendatang.
"Kami mengharapkan peran serta kontribusi PHRI dalam meningkatkan pariwisata di Sleman," kata Sudarningsih, yang ditemui usai menghadiri peringatan HUT PHRI BPC Kabupaten Sleman di Lava Bantal.
Ia mengingatkan, banyak gelaran atau promosi yang bisa dibangun sinergi antara PHRI dan Dinas Pariwisata. Terlebih, sinergi tidak akan merugikan tapi justru memberikan keuntungan semuanya.
Tentu, lanjut Sudarningsih, sinergi tidak lain bertujuan meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sleman. Karenanya, PHRI diharapkan mampu merangkul lebih banyak lagi hotel-hotel dan resto-resto yang ada.
Memang, ia mengakui kontribusi hotel dan restoran untuk pembangunan di Sleman sudah banyak. Maka itu, Sudarningsih berharap kontribusi itu bisa lebih ditingkatkan lagi untuk peningkatan dunia pariwisata.
Belum lagi, Sleman memiliki beban target kunjungan wisata cukup tinggi. Pada 2018, bupati Sleman menargetkan delapan juta kunjungan wisatawan, yang hampir setengah target kunjungan mencanegara Presiden RI yang mencapai 20 juta.
Untuk Yogyakarta, Solo, dan Semarang mendapat target dua juta kunjungan wisatawan mancanegara. Dan, dari target seputaran Prambanan yang mencapai 400 ribu, saat ini kunjungan yang ada masih kurang dari 300 ribu kunjungan.
"Artinya, terdapat beban yang kita masih harus tingkatkan lagi untuk tercapainya target wisatawan mancanegara," ujar Sudarningsih.
Senada, Ketua Badan Promosi Pariwisata SLeman (BPPS), Guntur Eka Prasetya, turut berharap agar hotel-hotel dan resto-resto mampu meningkatkan kopupuleran tempat tempat wisata yang ada di Sleman.
Saat ini, Lava Bantal yang tengah didorong untuk menjadi wisata baru terpopuler. Bahkan, Lava Bantal telah didorong untuk masuk dalam Anugerah Pesona, agar jadi satu destinasi wisata baru terbaik di Indonesia.
Bagi Kabupaten Sleman, beban itu terasa berat sebagai juara bertahan dari kategori tersebut. Sebab, tahun lalu, Tebing Breksi di Sleman yang terpilih menjadi wisata baru terpopuler. "Semoga kita meraih apa yang kita mimpi-mimpikan itu," kata Guntur.
Menjawab itu, Ketua BPC PHRI Kabupaten Sleman, Joko Paromo, menuturkan pemilihan Lava Bantal sebagai lokasi peringatan HUT PHRI sebenarnya sudah menggambarkan keseriusan PHRI mendukung pengembangan wisata di Kabupaten Sleman.
Terlebih, ia menekankan, Lava Bantal merupakan satu dari sedikit geoheritage dunia yang mampu dikemas menjadi tempat wisata yang sangat indah. Karenanya, peringatan HUT PHRI dikemas lewat lomba foto media sosial.
Sayangnya, Joko mengungkapkan, selama ini masih banyak hotel dan resto-resto yang belum mengetahui lebih dalam destinasi-destinasi wisata Kabupaten Sleman yang memang begitu banyak.
Untuk itu, ia turut berharap sinergi yang kini telah terbangun antara PHRI, BPPS maupun Dinas Pariwisata dapat senantiasa terjaga. Tujuannya, tidak lain untuk lebih memperkenalkan wisata dan menarik lebih banyak wisatawan.
Melihat evaluasi harian, Joko mengapresiasi Dinas Pariwisata yang cukup aktif mempromosikan tempat-tempat wisata yang ada di Sleman. Karenanya, ia berharap rekan-rekan hotel dan restoran dapat terus meningkatkan kontribusinya.
"Karena target wisatawan kita cukup tinggi tahun ini, delapan juta kunjungan, mudah-mudahan sinergi yang ada membuat target itu tercapai," ujar Joko.