REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim (ICMI) Jimly Asshiddiqie mengimbau agar masyarakat tak usah terlalu baper atau bawa perasaan dalam menghadapi isu SARA yang beredar di media sosial. Ia juga mengimbau masyarakat tak terlalu menyebar benci karena isu-isu di media sosial.
"Kalau masyarakat awam kan susah, karena jumlahnya banyak maka yang harus kami imbau adalah jangan baper, jangan bawa perasaan, jangan pernah membenci siapapun gara-gara medsos," ujar Jimly ketika ditemui di Kantor Wakil Presiden, Rabu (31/10).
Tak hanya itu, Jimly juga mengimbau kepada seluruh jajaran pejabat di Indonesia agar tidak membesarkan konflik SARA di media sosial. Fenomena yang terjadi di era perkembangan teknologi ini yakni, semua pejabat menggunakan media sosial sebagai pribadi sehingga terjadi gejala deinstitusionalisasi jabatan.
"Jabatan itu harus melembaga, tetapi medsos itu pribadi," kata Jimly.
Jimly mengimbau kepada para pejabat agar dapat memilih diksi dan kata-kata yang tidak memancing kekeruhan di media sosial. Dengan demikian, konflik isu SARA tidak semakin meluas karena terpancing oleh kata-kata yang ditulis oleh pejabat tertentu di media sosial.
Selain itu, tokoh masyarakat juga mempunyai peran penting dalam meredakan isu SARA. Menurut Jimly, meskipun tokoh politik maupun tokoh masyarakat tidak memiliki jabatan formal, pendapat mereka didengar oleh masyarakat.
“Kami harapkan jangan memanas-manasi situasi," kata Jimly.