REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Corporate Communication Lion Air Group Ramaditya Handoko mengatakan, manajemen perusahaan menugaskan 150 family assistant untuk mendampingi keluarga penumpang pesawat Lion Air JT 610. Mereka bertugas mendampingi keluarga dalam memperoleh setiap informasi yang dibutuhkan.
Para family assistant tersebut disebar di cricis center Lion Air, Hotel Ibis Cawang serta di RS Polri. "Fungsi mereka untuk menangani secara personal, eksklusif, dan memang menjadi tanggung jawabnya sampai semua ini selesai," kata Rama kepada wartawan di Hotel Ibis, Cawang, Jakarta Timur, Selasa (31/10).
Menurut Rama, masing-masing family assistant bertugas untuk mendampingi satu hingga tiga keluarga korban. Mengingat satu keluarga korban rata-rata lebih dari tiga orang, diharapkan adanya pendamping akan memudahkan mobilitas dan perolehan informasi bagi keluarga.
Selain menyiapkan pendamping, manajemen sudah menyiapkan tim psikolog dan kerohanian. Hal itu untuk menenangkan kondisi psikologis keluarga yang saat ini mengalami trauma berat. Lion Air turut mensiagakan tim medis untuk hal-hal yang tak terduga yang dialami oleh keluarga.
Penanganan tersebut, dikatakan Rama, belum dipastikan hingga kapan. Lion Air Group menyatakan akan terus mendampingi keluarga hingga semua proses evakuasi dan identifikasi korban oleh Tim DVI RS Polri usai. "Kami belum bisa berspekulasi kapan ini semua selesai. Intinya sampai waktu yang belum ditentukan," kata dia.
Hingga Rabu (31/10) pagi, dilaporkan Kapal Republik Indonesia (KRI) Rigel-933 menemukan objek di dasar laut dengan panjang lebih dari 20 meter. Teknologi side scan sonar kemudian digunakan untuk menangkap dan memastikan apakah objek tersebut adalah badan pesawat Lion Air JT 610.
"KRI Rigel menemukan objek di dasar laut dengan panjang lebih dari 20 meter. Belum bisa dipastikan apakah itu bangkai pesawat atau bukan. Untuk mengecek, diturunkan sonar untuk menangkap gambar objek tersebut," ujar Dirops Pushidrosal Kolonel Haris Djokonugroho di area pencarian kapal di perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat.
Ia menjelaskan, hasil identifikasi dari side scan sonar bisa memakan waktu kurang lebih lima jam. Dinas Penyelamatan Bawah Air (Dislambair) kemudian melakukan persiapan untuk melakukan pengecekan lebih lanjut ke dasar laut. Saat ini, permukaan air yang diduga di dasarnya terdapat objek tersebut telah ditandai untuk memudahkan tim turun ke lokasi.
"Ada LCU (landing craft utility) dari KRI Banda Aceh-593 yang juga ikut membantu," katanya.
Baca juga: Panglima TNI: Lokasi Pesawat Lion Air JT610 Ditemukan
Baca juga: LGBT Semakin Memprihatinkan di Jabar