REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG -- Keluarga korban jatuhnya pesawat Lion Air dengan nomor penerbangan JT 610 yang berasal dari Pangkal Pinang difasilitasi oleh pihak maskapai Lion Air untuk didatangkan ke Jakarta. Pihak keluarga didatangkan untuk proses identifikasi korban jatuhnya pesawat rute Bandara Soekarno Hatta - Bandara Depati Amir.
Dalam keterangan Resmi Lion Air yang diterima Republika.co.id, sebanyak 166 orang sudah didatangkan ke Jakarta. Rombongan pertama berjumlah 90 orang. Keluarga korban tersebut diterbangkan Lion dari Pangkalpinang ke Jakarta.
Semua keluarga korban tersebut diterbangkan dengan pesawat Lion Air dengan berbagai nomor penerbangan. Di antaranya pesawat Lion Air dari Bandara Depati Amir Pangkalpinang menuju Bandara Soekarno Hatta dengan nomor penerbangan JT 611, JT 219, JT 613 dan JT 617. Pihak Lion Air menyebut, mereka menyiapkan akomodasi untuk keluarga korban selama berada di Jakarta
"Disiapkan fasilitas akomodasi (penginapan) serta pusat informasi di Hotel Ibis daerah Cawang, Jakarta Timur, agar memudahkan mobilitas ke posko Bandar Udara Internasional Halim Perdanakusuma," tulis Corporate Communications Strategic of Lion Air, Danang Mandala Prihantoro dalam keterangan resminya, Selasa (30/10).
Rombongan kedua keluarga korban peswat dengan nomor register PK-LQP itu, akan didatangkan lagi dari berbagai daerah. Jumlah rombongan keluarga korban yang diterbangkan Lion ke Jakarta pada malam tadi sebanyak 76 orang.
Akomodasi keluarga korban selama di Jakarta ditanggung oleh pihak Lion Air. Dalam keterangannya tersebut, pihak Lion berjanji akan mempercepat kepastian informasi terkait keadaan penumpang dan awak pesawat yang masih dalam pencarian.
"Kiranya kepada keluarga penumpang beserta awak pesawat diberikan kekuatan dan ketabahan dalam menerima cobaan ini serta kepada para petugas SAR diberikan kelancaran dan kemudahan," tulis manajemen Lion dalam keterangan resminya itu.
Sebelumnya pesawat Lion Air dengan nomor registerPK-LQP bernomor penerbangan JT 610, jatuh setelah mengudara selama 13 menit. Meski pilot sempat meminta return to base atau kembali ke pangkalan, pesawat itu tak pernah kembali. Usai permintaan pilot tersebut diterima oleh menara ATC, dan diberikan izin untuk mendarat kembali di Bandara Soekarno Hatta, pesawat itu hilang dari radar.