Selasa 30 Oct 2018 07:40 WIB

Area Pencarian Pesawat Lion Air JT 610 Diguyur Hujan

KRI Rigel fokus mencari kotak hitam.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Friska Yolanda
Pasukan katak yang tergabung pada Tim SAR Gabungan memindahkan barang temuan dari lokasi diduga tempat jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 di perairan Laut Jawa.
Foto: Mahmud Muhyidin
Pasukan katak yang tergabung pada Tim SAR Gabungan memindahkan barang temuan dari lokasi diduga tempat jatuhnya Pesawat Lion Air JT 610 di perairan Laut Jawa.

REPUBLIKA.CO.ID, KARAWANG -- Pencarian badan pesawat Lion Air JT 610 yang diduga jatuh di Perairan Karawang, Laut Jawa, Jawa Barat, masih terus dilakukan. Pada Selasa (30/10) pagi, hujan turun mengguyur Kapal Perang Republik Indonesia (KRI) Rigel-933 yang terus menyusuri area yang diduga menjadi lokasi jatuhnya pesawat rute Jakarta-Pangkalpinang tersebut.

KRI Rigel-933 mulai beroperasi sejak Senin (29/10) sore. Kapal ini memiliki kemampuan untuk mendeteksi keberadaan benda yang berada di dalam air. Hingga pagi ini, KRI Rigel-933 masih terus mengitari area pencarian pesawat Lion Air JT 610 di titik koordinat 5° 46.15000' S - 107° 7.16000' E.

Hujan sempat turun pagi tadi di area tersebut. Awan abu-abu masih berada di atas area pencarian pada pukul 07.00 WIB. Dari atas KRI Rigel-933, terlihat KRI Banda Aceh-593. Terlihat pula beberapa kapal sea rider yang mengitari area yang sama dengan KRI Rigel-933.

photo
Personel TNI AL melakukan pencarian pesawat Lion Air JT610 KRI Sanca di perairan Karawang, Jawa Barat, Senin (29/10/2018).

KRI Rigel-933 melakukan deteksi kedalaman secara menyeluruh di posisi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Kapal ini menggunakan sensor multibeam echosounder EM2040 dan side scan sonar untuk mencitarkan badan pesawat yang ada di bawah laut. Selain itu, teknologi lain yang digunakan adalah high precision acoustic positioning (HIPAP) dengan frekuensi A dan B.

"Frekuensi itu seperti yang ada di black box, sehingga dengan alat HIPAP ini akan menangkap sinyal frekuensi yang dipancarkan oleh black box tersebut," ujar Kepala Pusat Hidrografi dan Oseanografi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro saat dikonfirmasi, Senin (29/10).

Sementara itu, Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mencari keberadaan kotak hitam milik pesawat Lion Air JT610 rute Jakarta-Pangkal Pinang. Ketua KNTK Soerjanto mengatakan, mesin pencari kotak hitam sudah diberangkatkan ke Muara Baru untuk memulai pencarian.

"Kita harapkan black box bisa ditemukan segera sebab pesawat itu juga masih baru. Kita ingin membuka black box sesegera mungkin agar kita tahu apa penyebabnya," kata Soerjanto di kantor Pusat Basarnas, Senin (29/10) pagi. 

Ia mengatakan, kotak hitam pesawat terbang saat ini sudah disertai dengan perangkat underwater locator beacon (ULB). ULB berfungsi untuk memberikan sinyal guna memudahkan pencarian oleh KNKT.

photo
Awak KRI Kobra 867 Letnan Satu Fadhillah menunjukkan kartu identitas dari tas yang ditemukan di lokasi jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 di perairan Laut Jawa, Senin (29/10)

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement