Senin 29 Oct 2018 22:32 WIB

Menteri LHK: Indonesia Rujukan Kelola Gambut dengan ITPC

Pusat ekosistem gambut tropis jadi tempat gambut tropis

Red: EH Ismail
Menanam bakau untuk lahan Gambut
Menanam bakau untuk lahan Gambut

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan meresmikan International Tropical Peatland Centre atau Pusat Lahan Gambut Tropis Internasional (ITPC), Selasa (30/10) di Manggala Wanabhakti, Jakarta. Dengan ITPC, Indonesia akan menjadi rujukan informasi dan pusat pengetahuan berbagai negara dalam tata kelola gambut.

Menteri Lingkungan Hidup dari negara kaya gambut tropis lainnya, Republik Kongo, dan Direktur eksekutif Program Lingkungan PBB (UNEP), Erik Solheim, dipastikan ikut hadir. Selain perwakilan instansi pemerintah, mitra internasional, sektor swasta, masyarakat sipil dan media.

''Pusat ekosistem gambut tropis ini akan menjadi tempat belajar bagi negara lain yang ingin mengetahui tentang wilayah gambut tropis dan bagaimana merestorasi, serta merawat gambut tropis bagi kepentingan masa depan lingkungan hidup dunia,'' kata Menteri KLHK Siti Nurbaya dalam keterangan tertulis, Senin (29/10).

Menurut Siti, Indonesia memiliki banyak sekali hasil riset mengenai gambut. Nantinya riset-riset akan ditampilkan di pusat ekosistem gambut tropis. Inisiatif tata kelola gambut Indonesia, datang dari Presiden Joko Widodo. Inisiatif lainnya dari Presiden dan Wapres, adalah dengan mendirikan Badan Restorasi Gambut (BRG).

''Arahan Presiden dan Wapres, tata kelola gambut harus bisa diterima secara internasional, dan berkelas dunia. Makanya kemudian kita rancang struktur organisasi BRG yang seperti sekarang,'' ujar Siti.

BRG harus berkonsentrsi pada tata kelola air, opeRASI dan pemeliharaan infrastruktur kanal gambut. Selain itu riset internasional, serta dalam hubungan dan dukungan internasional. Bukan badan yang 'gemuk ke bawah' sampai ke daerah-daerah.''Karena kalau kegiatan pengelolaan lahan dan kawasan sebetulnya sudah terbagi habis di tugas-tugas sektoral. Kita tidak  bermaksud mengeluarkan gambut dari kawasan,'' tutur Siti.

Pendekatan terbentuknya BRG di Indonesia harus  dipahami semua pihak dengan baik. Siti bersyukur pada akhirnya dapat merealisasikan Pusat Gambut Tropis Internasional yang bisa menjadi rujukan pengetahuan bagi dunia.''Kita akan pakai gedung KLHK yang saat ini sedang dipakai oleh CIFOR, dan CIFOR akan mendampingi perintisan Pusat gambut internasional ini,'' tutup Siti.

Badan Pengembangan dan Inovasi Penelitian Kehutanan dan Lingkungan Indonesia (FOERDIA) bersama dengan Pusat Penelitian Kehutanan Internasional (CIFOR) di Bogor akan berfungsi sebagai tuan rumah bagi sekretariat ITPC sementara. Pemerintah Indonesia juga mengundang negara-negara gambut tropis lainnya, mitra sumber daya serta ilmuwan, pembangunan, dan kolaborator lain untuk bergabung dengan ITPC dalam meningkatkan pengetahuan dan melindungi melalui ekosistem di lingkungan bersama.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement