Senin 29 Oct 2018 22:02 WIB

Cerita Ayah PNS Pajak yang Terbang dengan Lion Air JT610

Rep: Sapto Andika Candra/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Crisis Center Lion Air. Keluarga korban pesawat Lion Air JT610 mendatangi crisis center di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/10).
Foto: Republika/ Wihdan
Crisis Center Lion Air. Keluarga korban pesawat Lion Air JT610 mendatangi crisis center di Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (29/10).

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG -- Gusmardi (64 tahun) terlihat tegar menceritakan kronologi ia mengetahui putranya masuk dalam daftar penumpang Lion Air bernomor penerbangan JT610. Putranya, Rivandi Pranata (28 tahun) merupakan pegawai Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan sebagai Account Representative di KPP Pratama Bangka. 

Gusmardi menceritakan, dirinya mendapat informasi mengenai pesawat yang hilang kontak pada Senin (29/10) pagi saat mengantar istrinya belanja di pasar. Usai mendapat telepon yang memberi tahu bahwa anaknya berada dalam penerbangan JT610, ia kembali ke rumah bersama istrinya. 

"Ibu sempat tak bisa bicara sepanjang jalan. Ibu juga sempat marah karena tak bisa menghubungi putra kami seperti biasa," ujar Gusmardi, Senin (29/10). 

Sesampai di rumah, keluarga Rivandi langsung berkumpul untuk menyaksikan siaran televisi mengenai pesawat Lion Air yang hilang kontak. Rivandi, ujar sang ayah, sempat menelepon sekitar pukul 05.30 WIB dalam perjalanan dirinya menuju Bandara Soetta. 

Gusmardi merasa ada satu hal yang tak biasa pagi tadi, yakni Rivandi pergi ke bandara diantar oleh sang adik Risandi Hidayat (26 tahun). Padahal biasanya Rivandi berangkat ke bandara seorang diri tanpa minta diantar adiknya.

Hal yang tak biasa lainnya, Rivandi terbiasa memberi tahu orang tuanya saat hendak masuk pesawat terbang. Namun pagi tadi, tak ada pesan masuk dari Rivandi bahwa dirinya mau 'boarding'. 

Namun Gusmardi memilih tegar. Ia percaya bahwa kejadian ini merupakan suratan Ilahi. Bila memang ditemukan meninggal dunia, Gusmardi ingin jasad putranya dimakamkan di Kota Padang. 

"Karena umur, kapan meninggal, semua sudah diatur-Nya. Istri saya juga memilih untuk sabar. Kami sabar," jelas Gusmardi. 

Rivandi sendiri berada di Jakarta untuk menjenguk adiknya. Sebelumnya, ia sempat singgah di Palembang untuk menghadiri acara penting. Lulusan Universitas Padjajaran tersebut ditempatkan di KPP Pratama Bangka sejak Agustus 2018. 

Hingga Senin (29/10) sore, Ibu dan sejumlah anggota keluarga sudah terbang ke Jakarta untuk mendatangi Lion Air Crisis Center di Bandara Soetta. Gusmardi sendiri berencana menyusul ke Jakarta esok hari.

Sebelumnya, Direktorat Jenderal Pajak Kementerian Keuangan mengonfirmasi 12 nama penumpang yang diduga berada dalam pesawat Lion Air JT 610 merupakan pegawai pajak. Hal itu disampaikan oleh Kasubdit Humas Ditjen Pajak Ani Natalia.

"12 nama pegawai DJP yang diinfokan ada di pesawat Lion Air JT 610 adalah pegawai KPP Pratama Pangkal Pinang dan KPP Pratama Bangka," kata Ani melalui pernyataan tertulis.

Basarnas telah mengonfirmasi pesawat Lion Air dengan rute penerbangan Jakarta-Pangkal Pinang, jatuh ke laut pada Senin (29/10). Pesawat tersebut diketahui hilang kontak 13 menit setelah lepas landas.

Sebanyak 189 orang yang terbang bersama pesawat Lion Air JT 610 belum jelas keberadaan dan kondisinya. Dari manifes penumpang pesawat yang hilang kontak itu, tercatat membawa 124 penumpang dewasa laki-laki, 54 penumpang dewasa perempuan, dua anak-anak dan satu bayi. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement