Ahad 28 Oct 2018 11:22 WIB

Sumpah Pemuda Mengingatkan Pentingnya Persatuan

Tanpa persatuan, Indonesia tak bisa merdeka.

Pengunjung mengamati diorama W.R Soepratman di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018).
Foto: Antara/Ganang
Pengunjung mengamati diorama W.R Soepratman di Museum Sumpah Pemuda, Jakarta Pusat, Jumat (26/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari ini, Ahad (28/10), bangsa Indonesia memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-90. Momentum ini diharapkan bisa kembali mengingatkan masyarakat Indonesia akan pentingnya persatuan.

“Sumpah Pemuda itu komitmen kebangsaan yang luhur, tujuannya untuk mempersatukan pemuda Indonesia sebagai tokoh utama pergerakan menuju kemerdekaan Indonesia. Tanpa persatuan, Indonesia tidak mungkin merdeka," kata Ketua Umum Arus Baru Indonesia (ARBI) Lukmanul Hakim melalui keterangan tertulisnya yang diterima Republika.co.id, Ahad (28/10).

Lukmanul berharap, peringatan Sumpah Pemuda ke-90 harus bisa kembali menelurkan persatuan di kalangan pemuda Indonesia. Pemahaman ini, menurut Lukmanul, juga terus digaungkan cawapres nomor urut satu, KH Ma’ruf Amin. Dalam sembilan pilar ARBI yang terkonsep sesuai pemikiran Kiai Ma’ruf, jelasnya, terdapat pilar persatuan bangsa.

“Karena itu, semangat persatuan harus terus dijaga dalam kerangka membawa Indonesia menjadi bangsa dan negara yang maju, adil, dan mandiri,” imbau Lukmanul.

Di era derasnya laju informasi, Lukmanul mengingatkan, peringatan Sumpah Pemuda juga bisa dijadikan benteng agar bangsa Indonesia tidak mudah terpecah karena isu dan fitnah. “Kegaduhan dan provokasi menjadi cara termudah untuk membuat rakyat terpolarisasi secara ekstrem. Ini yang harus kita cegah melalui momentum Sumpah Pemuda,” tuturnya.

Peringatan Sumpah Pemuda, kata Lukmanul, juga bisa menjadi refleksi semangat persatuan bangsa sebagai arah baru pergerakan umat. Di bidang ekonomi, pendidikan, sosial, dan budaya, Lukmanul mencontohkan, harus turut melibatkan peran aktif pengusaha, milenial, pemuka agama, pegiat remaja masjid, termasuk petani dan nelayan.

“Dalam semangat Sumpah Pemuda, saatnya kita kembali bersatu,” kata Lukmanul.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement