REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X, menjamin pendidikan agar mahasiswa korban gempa dan tsunami Sulawesi Tengah (Sulteng) yang ada di DIY tetap bisa menempuh pendidikannya. Untuk itu, tidak ada alasan bagi mahasiswa tersebut untuk dikeluarkan dari pendidikannya hanya karena terkendala biaya.
"Pak Gubernur bilang, jangan ada mahasiswa asal Sulteng gara-gara gempa dan tsunami di DO (drop out). Artinya mereka akan diberi keringanan. Ini terus kita lakukan untuk bagaimana mereka bisa belajar," kata Sekretaris Daerah (Sekda) DIY, Gatot Saptadi, di Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIY, Yogyakarta.
Gatot mengatakan, hal tersebut memang menjadi perhatian bagi pemprov. Sebab, banyak mahasiswa yang berasal dari Sulteng yang menempuh pendidikannya di DIY.
Terlebih, beberapa dari mahasiswa itu tidak dapat berkomunikasi dengan keluarganya yang ada di Sulteng. Bahkan, kiriman dana dari keluarga mereka yang di Sulteng pun juga ada yang terputus.
Untuk itu, pemprov akan berusaha untuk tetap membuat para mahasiswa itu dapat menempuh pendidikan di DIY. Pemprov pun juga telah mengirimkan surat kepada rektor dari setiap universitas di DIY untuk mendata mahasiswanya yang berasal dari Sulteng.
Nantinya, bagi mahasiswa yang memiliki kendala finansial, maka akan diberi keringanan. "Kemarin yang kita inventarisir itu justru Surya Global, kemudian UII, UST. Kalau UGM enggak banyak. Artinya yang penting mereka masih tetap boleh melakukan pembelajaran, yang dikhawatirkan kalau mereka mau ujian tapi belum bayar," kata Gatot.