Jumat 26 Oct 2018 13:03 WIB

Aji Mumpung Pedagang Atribut Kalimat Tauhid

Atribut itu ada yang berupa topi, ikat kepala, bendera, kaos, buff, hingga cadar.

Rep: Bayu Adji P/ Red: Andi Nur Aminah
Pedagang atribut bertuliskan kalimat tauhid menawarkan dagangannya di kawasan Masjid Istiqlal, Jumat (26/10)
Foto: Bayu Adji P/Republika
Pedagang atribut bertuliskan kalimat tauhid menawarkan dagangannya di kawasan Masjid Istiqlal, Jumat (26/10)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Momen aksi damai bela tauhid tak hanya dijadikan sarana umat Islam menyampaikan pendapat dan tuntutannya. Aksi ini juga menjadikan Masjid Istiqlal dimanfaatkan oleh para pedagang menjual berbagai atribut bertuliskan kalimat tauhid.

Topi, ikat kepala, bendera, kaos, buff, hingga cadar bertuliskan kalimat tauhid dijajakan kepada para peserta aksi dan jamaah Shalat Jumat yang berkumpul jadi satu. Para pedagang itu sudah mulai terlihat dari pintu masuk Masjid Istiqlal.

Sauqi, salah satu pedagang asal Ciledug, adalah salah satu yang menjajakan atribut bertuliskan kalimat tauhid. Pria yang biasa mencari nafkah dengan berdagang di pasar malam itu tahu akan ada aksi bela kalimat tauhid. Momen itu pun dimanfaatkannya untuk menjajakan barang dagangannya. "Hari ini lumayanlah. Banyak juga yang jalanin (dagang, Red)," kata dia di halaman Masjid Istiqlal, Jumat (26/10).

Ia tak menjual semua atribut berkalimat tauhid. Hanya ikat kepala, buff, dan cadar. Satu ikat kepala dihargai dengan harga Rp 5.000. Sementara buff dan cadar dihargai Rp 10 ribu.

Sauqi mengakui, dirinya hanya berdagang di Istiqlal hanya saat ada aksi. Menurutnya, aksi adalah kesempatan besar untuk menjual barang dagangan. Ia tak menolak jika dikatakan aji mumpung. Sebagai pedagang, memanfaatkan peluang adalah salah satu caranya untuk bertahan hidup. "Emang aji mumpung. Emang itu (yang dijualnya) fungsinya buat demo," ujar dia.

Ia tak sendiri dalam menjajakan barang dagangan. Ada satu-dua orang yang mengambil barang dagangannya untuk dijual berkeliling Istiqlal. Hasilnya, akan dibagi rata.

Menurut dia, orang-orang itu tak dikenal. Hanya bermodal kepercayaan. Namun yang pasti, kata dia, mereka adalah pedagang dadakan.

Meski begitu, menurut dia, aksi kali ini lebih sepi dibanding aksi bela Islam sebelumnya. Bahkan, penurunannya lebih dari 50 persen. Akibatnya, dagangannya pun tak selaris dahulu. "Mudah-mudahan laku banyak," kata dia.

Sementara itu, salah satu pedagang lainnya, Sahril, menjual topi dan kaus bertuliskan kalimat tauhid. Satu buah topi dijual dengan harga Rp 30 ribu hingga Rp 45 ribu. Sementara kaus berharga Rp 50 ribu hingga Rp 100 ribu. "Penjualannya hari ini lumayan, terutuma atas penjualan topi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement