Kamis 25 Oct 2018 19:22 WIB

Laboran UMP Lolos Ikut STT ke Taiwan

Sebelum diberangkatkan ke Taiwan para peserta akan mengikuti pelatihan sehari.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Gita Amanda
Universitas Muhammadiyah Purwokerto
Foto: wordpress.com
Universitas Muhammadiyah Purwokerto

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) terus memberikan kesempatan bagi seluruh karyawannya untuk mengembangkan kapasitas keilmuannya. Hal ini ditandai dengan akan diberangkatkannya seorang laboran kimia organik Fakultas Farmasi UMP, Dwi Wulansari, dalam program Short Term Training (STT) yang diselenggarakan Direktorat Jendral Sumber Daya Iptek dan Dikti.

Kepala Biro Sumber Daya Manusia UMP, Johan, mengatakan kesertaan Dwi Wulansari dalam program tersebut berawal surat Kemenristekdikti perihal penawaran program STT ke Taiwan bagi staf laboran. Berdasarkan penawaran tersebut, UMP kemudian mengirimkan tiga nama laboran untuk mengikuti seleksi.

''Dari penawaran itu, seluruhnya ada 22 laboran dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia yang didaftarkan. Namun setelah dilakukan seleksi oleh Kemenristekdikti, hanya 10 yang lolos dan akan diberangkatkan. Salah satunya laboran dari UMP,'' jelasnya, Kamis (25/10).

Atas hasil seleksi tersebut, dia mengaku bersyukur, ada seorang laboran dari UMP yang lolos seleksi tersebut. ''Sejak awal, UMP memang akan terus berupaya meningkatkan kualitas SDM-nya. Baik melalui kegiatan yang dibiayai sendiri oleh UMP, maupun program yang diselenggarakan Kemenristekdikti,'' jelasnya.

Menyikapi hal ini, Dwi Wulansari mengaku bersyukur bisa lolos dalam seleksi tersebut.

''Semoga melalui kegiatan ini saya bisa mendapat tambahan ilmu yang bermanfaat. Saya juga menyampaikan terima kasih, karena UMP yang telah memberikan kesempatan dan memberikan dukungan penuh,'' jelasnya.

Dia menyebutkan, proses seleksi dalam program SST ini diawali dengan mengirimkan motivation letter.  ''Awalnya ada 22 laboran yang lolos seleksi administrasi. Setelah itu, kami diundang untuk mengikuti tes wawancara berbahasa Inggris, hingga akhirnya hanya 10 yang bisa lolos,'' katanya.

Dia juga menyebutkan, sebelum pemberangkatan ke Taiwan, mereka akan mengikuti pembekalan selama sehari di Jakarta. ''Rencananya, kami akan berada di Taiwan selama dua pekan. Selama dua pekan itu, kami akan mendapatkan training mengenai masalah penelitian di laboratorium,'' jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement