Jumat 26 Oct 2018 03:18 WIB

Wiranto: Indeks Kerukunan Beragama Alami Penurunan

Indeks Kerukunan Beragama di Indonesia terus turun sejak 2015.

Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri) bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri), Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah), Menlu Retno Marsudi (kedua kanan) dan Jaksa Agung HM Prasetyo (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor Kemensetneg, Jakarta, Kamis (25/10/2018).
Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Menko Polhukam Wiranto (kedua kiri) bersama Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko (kiri), Mendagri Tjahjo Kumolo (tengah), Menlu Retno Marsudi (kedua kanan) dan Jaksa Agung HM Prasetyo (kanan) menjadi pembicara dalam diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 di Kantor Kemensetneg, Jakarta, Kamis (25/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Wiranto, menyebutkan, Indeks Kerukunan Beragama mengalami penurunan. Bahkan, kata Wiranto, Indeks Kerukunan Bergama terus menurun saat dilaksanakan Pilkada Serentak 2017-2018.

"Penurunan Indeks Kerukunan Beragama karena adanya pilkada serentak. Banyak kegiatan politik yang menggunakan simbol agama," kata Wiranto saat memaparkan capaian Empat Tahun Kinerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla di Sekretariat Negara, Jakarta, Kamis (25/10).

Tak hanya soal penggunaan simbol agama dalam kegiatan politik, melainkan banyaknya berita bohong atau hoaks menggunakan isu agama di media sosial. "Ini jujur kita turun (soal indeks kerukunan beragama)," ujarnya.

Menurut Wiranto, Indeks Kerukunan Beragama sejak 2015 mengalami penurunan. Indeks Kerukunan Beragama pada 2015 mencapai 75,36 persen, lalu pada 2016 meningkat sedikit menjadi 75,47 persen, dan pada 2017 menurun menjadi 72,2 persen.

Namun demikian, menurut Wiranto, pemerintah masih bisa mengatasi persoalan itu, sehingga tidak terjadi konflik horizontal yang berkepanjangan. Wiranto pun mengapresiasi kinerja Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) yang berhasil menekan konflik di masyarakat.

"FKUB telah mampu menekan terjadinya konflik. Khususnya dalam kegiatan keagamaan," tutur Wiranto.

Saat ini, FKUB sudah terbentuk di 34 provinsi dan di 500 kabupaten/kota guna menjamin kerukunan umat beragama. "Agak terkejut juga dengan peristiwa di Garut. Adanya tuduhan pembakaran bendera bertuliskan kalimat tauhid. Lalu disebarkan lewat medsos dengan pemahaman berbeda. Tapi, dengan cepat mendudukkan permasalahannya. Dan mudah-mudahan itu bisa memberikan penjelasan kepada masyarakat," ucap Wiranto.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement