Kamis 25 Oct 2018 14:33 WIB

Putra Mahkota Saudi Dalangi Pembunuhan Khashoggi?

Pangeran MBS berkeras rencana pembunuhan dirancang pejabat yang lebih rendah darinya.

Raja dan Putra Mahkota Saudi bertemu dengan keluarga Khashoggi
Foto: Alarabiya
Raja dan Putra Mahkota Saudi bertemu dengan keluarga Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Lintar Satria

WASHINGTON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk pertama kalinya mengatakan ada kemungkinan Putra Mahkota Arab Saudi Pangeran Muhammad bin Salman (MBS) terlibat dalam pembunuhan jurnalis Jamal Khashoggi di Konsulat Saudi di Istanbul. Ia mengatakan, ada kemungkinan Pangeran Muhammad bin Salman mengatur operasi tersebut dari Riyadh.

"Pangeran menjalankan semuanya dari Riyadh, terlebih pada saat-saat sekarang. Dia menjalankan banyak hal. Jadi, jika ada yang mengatur (pembunuhan Khashoggi), pasti dia orangnya," kata Trump dalam wawancara dengan Wall Street Journal (WSJ) yang dilansir pada Rabu (24/10).

Khashoggi (59 tahun) meninggal pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Jurnalis tersebut diketahui kerap mengkritik kebijakan Kerajaan Saudi, terlebih setelah meninggalkan negaranya untuk tinggal di AS sejak 2017. Ia melancarkan kritik terhadap kebijakan luar negeri Saudi dan mendesak pemerintah menjamin kebebasan berpendapat di negara tersebut.

Saat kasus pembunuhan Khashoggi mulai mengemuka pada 2 Oktober lalu, Trump terkesan menyangkal keterlibatan Kerajaan Arab Saudi. Presiden Trump kemudian menunjukkan keragu-raguannya terhadap cerita versi Kerajaan Saudi yang mengakui bahwa Khashoggi meninggal setelah berkelahi di konsulat.

Saudi kembali merevisi versi mereka pada akhir pekan lalu. Mereka menyatakan, ada tim yang bergerak tanpa sepengetahuan kerajaan untuk merayu Khashoggi pulang tetapi kemudian membunuhnya. Selepas lansiran itu, Trump menyatakan kesediaannya memberikan sanksi kepada Saudi jika Kongres AS mengamanatkan demikian.

Dalam wawancara dengan WSJ, Trump mengatakan sudah bertanya kepada Pangeran Muhammad soal keterlibatannya. "Pangeran Muhammed menjawab ia tidak tahu," kata Trump mengutip perbincangannya dengan sang Pangeran.

Menurut Trump, Pangeran Muhammad juga berkeras bahwa rencana pembunuhan Khashoggi dirancang pejabat yang posisinya lebih rendah dari dirinya. Bagaimanapun, menurut Trump, ia tidak serta-merta memercayai Pangeran Muhammad. "Saya ingin memercayai mereka, saya sangat ingin memercayai mereka," kata Trump.

Trump mengatakan, upaya Pemerintah Arab Saudi menutupi pembunuhan Khashoggi sangat buruk. "Upaya menutup-nutupi yang mereka lakukan salah satu yang terburuk dalam sejarah," kata Trump.

Wawancara itu, menurut Reuters, dilansir bersamaan dengan pengungkapan oleh media propemerintah di Turki soal kunjungan Direktur CIA Gina Haspel ke Ankara. Haspel disebut telah ditunjukkan bukti-bukti rekaman suara dan gambar terkait penyiksaan dan pembunuhan Khashoggi. Bukti-bukti itu disebut milik pihak intelijen Turki.

Pada hari yang sama, visa 21 pejabat Arab Saudi juga dicabut oleh Pemerintah AS. Mereka yang dicabut visanya adalah orang-orang yang dianggap terlibat dalam kasus pembunuhan Khashoggi. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mengatakan, pencabutan visa ini bukan langkah terakhir AS.

Bersambung ke halaman berikutnya..

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement