Kamis 25 Oct 2018 12:22 WIB

Pemkot Surabaya Kembali Gelar Sekolah Kebangsaan

Sekolah Kebangsaan ini dikemas layaknya aktifitas belajar mengajar

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini jadi guru di sekolah kebangsaan
Foto: Dok Pemkot Surabaya
Wali Kota Surabaya, Tri Rismaharini jadi guru di sekolah kebangsaan

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Menyambut Hari Pahlawan, Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya kembali menggelar Sekolah Kebangsaan yang diikuti ratusan pelajar dari tingkatan Sekolah Dasar (SD), hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP). Sekolah Kebangsaan ini dikemas layaknya aktifitas belajar mengajar pada umumnya. Hanya saja, kegiatan tersebut digelar di museum Tugu Pahlawan.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bertindak sebagai seorang guru, berkisah tentang perjuangan para pahlawan dan berbagi semangat kepahlawanan. Risma menyampaikan, pentingnya Sekolah Kebangsaan agar anak-anak tahu bahwa kemerdekaan yang diraih, bukan karena diberi.

“Kalian bisa bersekolah dan beraktivitas seperti sekarang, karena hasil perjuangan. Karena itu, sudah seharusnya kalian meneruskan perjuangan para pahlawan. Tentunya tidak dengan mengangkat senjata, melainkan dengan belajar agar sejajar dengan bangsa lain,” ujar Risma di Tugu Pahlawan Surabaya, Kamis (25/10)

photo
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini yang bertindak sebagai seorang guru di Sekolah Kebangsaan (Dok Pemkot Surabaya)

Risma menjelaskan, dipilihnya lokasi museum Tugu Pahlawan karena di kawasan tersebut, pada 1945, ribuan pejuang gugur melawan penjajah. Maka dari itu, lokasi tersebut menurutnya bukan sekedar taman, tapi ada nilai perjuangannya.

Wali kota perempuan pertama di Surabaya ini berpesan kepada para pelajar agar membalas segala macam bentuk perjuangan dengan belajar serta berani berjuang layaknya para pejuang dahulu. Sehingga, lanjutnya, tidak ada lagi penjajahan model baru, yaitu kemiskinan dan kebodohan yang bisa dialami generasi penerus bangsa Indonesia.

“Para pahlawan dulu berani dan mempunyai nyali demi mempertahankan kemerdekaan. Karena itu, kalian jangan pernah merasa takut atau rendah diri. Kalian harus berani berjuang untuk memperebutkan keberhasilan,” ujar Risma.

Risma juga menhingatkan tentang pentingnya keberanian untuk bersaing dengan pelajar di seluruh dunia. Sehingga bisa menjadi pemenang di kota sendiri, dan tidak bergantung pada orang lain. Dia juga mengimbau agar pelajar tidak terus bermain gawai, tetapi lebih rajin belajar agar negara ini tidak dijajah oleh bangsa lain.

“Penjajahan sesungguhnya sudah terjadi. Jangan terlena dengan gadget, itu semua by design untuk menghancurkan bangsa ini. Kalau kalian ingin negara ini tidak dijajah kembali maka kalian harus bisa membagi waktu jangan hanya main game terus,” kata Risma.

Pada kesempatan yang sama, Pemkot Surabaya juga menghadirkan para veteran untuk membekali anak-anak terkait sejarah bangsa. Salah satunya adalah nggota Legiun Veteran Samsi (63). Samsi sangat mengapresiasi kegiatan tahunan semacam ini.

"Penting bagi para pelajar yang masih belia untuk mengetahui serta memaknai sikap para pejuang saat melawan penjajah. Dengan semangat pahlawan di dada, generasi penerus harus bisa menjadi orang yang cerdas agar tidak dijajah kembali serta mampu menjaga kerukunan, persatuan, dan kesatuan antar sesama manusia,” kata Samsi.

Sekolah Kebangsaan ini merupakan agenda tahunan yang digagas Pemkot Surabaya sejak beberapa tahun lalu dalam menyambut Hari Pahlawan. Lokasi yang dipilih sebagai tempat Sekolah Kebangsaan pun tidak sembarangan. Tetapi merupakan tempat-tempat yang sarat akan nilai sejarah.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement