REPUBLIKA.CO.ID, SOLO - Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Solo menggelar mini worshop bertajuk PKU Peduli Sehat di Aula Baitul Hikmah, RS PKU Solo, Rabu (24/10). Kegiatan yang digelar untuk memeriahkan Milad RS PKU Muhammadiyah Solo tersebut mengundang 50 pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di sekitat rumah sakit.
Dalam mini workshop tersebut, para PKL mendapatkan pemahaman mengenai jenis-jenis penyakit yang disebabkan oleh makanan tidak sehat. Materi tersebut dibawakan oleh dokter spesialis penyakit dalam RS PKU Solo, Suryo Ariwibowo Taroeno.
Para peserta mendapatkan pelatihan mengenai enam langkah mencuci tangan dari tim PPI (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) RS PKU Solo. Kemudian, materi mengenai cara pengolahan makanan yang sehat yang diberikan oleh ahli gizi RS PKU Solo, Ratna Wardatum.
Selain itu, terdapat sesi diskusi dengan dokter Suryo Ariwibowo Taroeno. Seorang peserta mengajukan pertanyaan mengenai penyedap rasa atau MSG. Dokter Suryo menyatakan, namanya penyedap nilai gizinya dikatakan tidak ada. Kalau dihilangkan bisa lebih sehat.
Kemudian dia menyarankan para PKL menggunakan produk-produk yang mendapatkan izin dari Kementerian Kesehatan. Selain itu, memperhatikan takarannya sesuai petunjuk di kemasan.
Dalam sesi kedua, Ahli Gizi RS PKU Muhammdiyah Solo, Ratna Wardatum, menjelaskan, makanan yang sehat dan tidak sehat akan mempengaruhi tingkat kesehatan tubuh.
"Prinsipnya ketika akan memproduksi makanan dan minuman harus mengetahui standar keamanan dan mutu," kata Ratna kepada para peserta.
Dia menyebutkan, syarat makanan jajanan yang sehat antara lain, dari bahan makanan yang baik, bersih, memenuhi kebutuhan gizi, serta aman atau bebas dari kotoran dan tidak mengandung bahan berbahaya bagi kesehatan.
Ratna mencontohkan bahan kimia tambahan seperti pewarna, pemanis, pengawet, penyedap rasa, pengenyal, pengembang, emulsifier. Bahan-bahan tersebut dosisnya harus sesuai, tidak boleh berlebihan.
Mengenai penyedap rasa atau MSG, Ratna memaparkan, kandungan utamanya gula dan garam. Fungsinya hanya menambah rasa enak tetapi tidak menamban nutrisi.
"Pengganti MSG ada banyak, seperti bawang merah, bawang putih, kemiri dan bumbu-bumbu dapur. Selain itu bisa dengan jamur. Dia punya rasa umami," ungkapnya.
Menurut Ratna, pemberian MSG sesuai standar masih bisa dieliminasi oleh tubuh. Sebenarnya tidak ada larangan menggunakan MSG. Tapi kalau berlebihan akan menyebabkan residu atau endapan. Standar pemberian MSG sekitar 2 miligram per hari atau seperempat sampai setengah sendok teh per hari.