Rabu 24 Oct 2018 11:04 WIB

Korban Bencana yang Jatuh Miskin Berpeluang Raih PKH

Pemerintah telah menetapkan KPM PKH 2018 sebanyak 10 juta

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Kondisi pengungsian di Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Rabu  (24/10).
Foto: Republika/Muhammad Nursyamsyi
Kondisi pengungsian di Desa Menggala, Kecamatan Pemenang, Kabupaten Lombok Utara, NTB, Rabu (24/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Sosial (Kemensos) memastikan orang-orang yang jatuh miskin akibat bencana seperti di Nusa Tenggara Barat (NTB) dan Sulawesi Tengah (Sulteng) berpeluang menjadi penerima program keluarga harapan (PKH) baru.

Direktur Jenderal Perlindungan dan Jaminan Sosial Kemensos Harry Hikmat mengakui, ada peningkatan angka kemiskinan pascabencana. Ia menyontohkan, orang yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung tercatat sebanyak 13 ribu keluarga dan menjadi orang miskin baru. Pun halnya dengan masyarakat yang menjadi korban gempa di NTB dan Sulteng yang membuat mereka jatuh miskin karena kehilangan rumah, harta, hingga aset.

Oleh karena itu, ia menyebutkan Kemensos akan melakukan verifikasi mengenai hal ini. "Setelah diverifikasi dan mereka (korban bencana NTB dan Sulteng) jatuh miskin karena kehilangan aset akibat terkena bencana gempa, likuefaksi, banjir memungkinkan untuk menjadi penerima PKH baru," katanya saat ditemui di sela-sela pemaparan kinerja Kemensos di era 4 tahun pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla, di Jakarta, Rabu (24/10).

Ia menyebut pemerintah telah menetapkan keluarga penerima manfaat (KPM) PKH 2018 sebanyak 10 juta dan tentunya ada pergantian kepesertaan. Ia menambahkan, sedikitnya 350 ribu KPM tahun ini digraduasi atau telah mandiri tanpa menerima bantuan lagi kemudian mereka yang digraduasi bisa diganti dengan penerima PKH yang baru.

"Salah satu penerimanya yaitu para korban bencana atau kejadian luar biasa dan jatuh miskin yang kami sebut PKH adaptif," ujarnya. 

Ia menyontohkan 13 ribu keluarga yang terdampak bencana erupsi Gunung Sinabung kini telah menjadi PKH adaptif. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement