Kamis 25 Oct 2018 06:46 WIB

Anies: Daerah Rawan Banjir Diawasi

Ketinggian 12 pintu air di Jakarta masih dalam posisi aman

Rep: Sri Handayani/Muhammad Ikhwanuddin/ Red: Bilal Ramadhan
Sejumlah warga bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir (Ilustrasi)
Foto: Republika/Edi Yusuf
Sejumlah warga bergotong-royong membersihkan lumpur sisa banjir (Ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Gubernur DKI Jakarta Anies Rasyid Baswedan mengatakan Dinas Sumber Daya Air (SDA) bekerja untuk mengantisipasi terjadinya banjir di Ibu Kota. Satuan kerja perangkat daerah (SKPD) ini bertugas memastikan aliran air di tempat-tempat yang memiliki potensi banjir tidak terhambat.

"Semua kerja nonstop memastikan tempat-tempat yang di situ punya potensi banjir tidak ada hambatan-hambatan. Dan bila ada genangan bisa langsung cepat ditangani," kata Anies di Hotel Le Meridien, Jakarta, Rabu (24/10).

Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta melalui Dinas Lingkungan Hidup (LH) mulai menyiapkan langkah-langkah antisipasi menghadapi musim penghujan. Kepala Dinas LH Isnawa Aji mengatakan pihaknya telah menyiagakan alat-alat untuk menghadapi kondisi selama musim penghujan.

"Piket-piket kita siagakan, alat-alat berat kita siagakan semuanya. Jadi kalau dalam kondisi hujan, kondisi air tinggi mereka harus tetap bekerja," kata Isnawa.

Menurut Isnawa, timnya telah disiapkan untuk mencegah adanya tumpukan sampah di sekitar badan sungai. Selain alat berat, truk sampah juga disiapkan untuk mendukung pengangkutan.

Saringan-saringan sampah juga disiapkan di pintu air tiap sungai, waduk, maupun danau yang ada di wilayah DKI Jakarta. Persiapan ini sebenarnya telah dilakukan sebelum musim penghujan. "Prosedurnya begitu. Bukan karena tiba-tiba mau musim hujan, kita baru jaga, enggak," ujar dia.

Dinas LH bekerja sama dengan Dinas Sumber Daya Air (SDA) dan Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Keselamatan dalam satuan petugas (satgas) penanganan banjir. Ketiga institusi ini bertugas menjaga sekitar 70 waduk, situ, dan danau, serta lebih dari 1.000 saluran penghubung dari 13 sungai di Jakarta.

Sekretaris Dinas Sumber Daya Air (SDA) Rodia Renaningrum mengatakan antisipasi banjir dilakukan setiap tahun, termasuk dalam penyediaan sarana dan prasarana pengendali banjir. Menurut dia, pihaknya menyiapkan sarana-dan prasarana seperti pintu air, ada pompa, kemudian ada alat-alat lain.

Salah satu fasilitas yang sangat penting dalam pengendalian banjir ialah saluran penampungan air. Saat ini proses penambahan kapasitas masih terus berjalan.

Ia berharap tahun ini kondisi Jakarta akan aman dari banjir. Sebab, sejak awal tahun Dinas SDA telah melakukan pemeliharaan bergilir terhadap 1.996 saluran air yang ada. "Mudah-mudahan sekarang kita tidak (banjir)," kata Rodia.

Rodia berharap perangkat pemerintahan yang ada di wilayah ikut menyisir daerahnya masing-masing. Mereka diharapkan aktif dalam menangani setiap sumbatan yang ditemukan.

Sementara itu, Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) BPBD DKI Jakarta menyatakan, meski memasuki musim hujan, ketinggian 12 pintu air di wilayah DKI Jakarta masih dalam posisi aman per Rabu (24/10) pukul 03.00 WIB. Kendati demikian, BPBD DKI Jakarta mencatat ada tren kenaikan tinggi air di pintu Manggarai. Beberapa hari sebelumnya, pintu air Manggarai berada di ketinggian 550 cm, kini berada di 660 cm.

Selain itu, BPBD DKI Jakarta juga merilis peta wilayah rawan banjir di Ibukota, Jakarta Barat menjadi wilayah yang diprediksi paling rawan banjir. Wilayah tersebut adalah Grogol Petamburan, Cengkareng, Kalideres, dan Kebon Jeruk.

Sementara itu, wilayah di Jakarta Timur yang diperkirakan rawan banjir adalah Jatinegara, Kramat Jati, Ciracas, dan Cakung hingga ke utara Jakarta wilayah Cilincing.

Sedangkan Jakarta Selatan, Pasar Minggu, Cilandak dan Mampang Prapatan juga diprediksi memiliki resiko tinggi banjir. Memasuki musim hujan, masyarakat diminta waspada.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement