REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menyebut fasilitas pengelolaan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF), termasuk yang akan dibagun di Sunter, Jakarta Utara, paling cepat rampung dua tahun.
"Misal setelah peletakan batu pertama pada akhir 2018, pengerjaannya akan mulai pada 2019 dan rampung paling cepat 2021," kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta Isnawa Adji saat dihubungi dari Jakarta, Rabu (24/10).
Isnawa menyebut waktu tersebut dibutuhkan karena proyek untuk mengurangi beban Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Bantar Gebang, Bekasi itu membutuhkan banyak pengkajian mulai dari lahan hingga teknologi yang akan digunakan.
"Tanah harus bebas dari masalah dan teknologi harus ramah lingkungan serta sudah teruji di beberapa negara," ujar Isnawa.
Kendati bakal memiliki tempat pengelolaan sampah sendiri berupa ITF di Sunter, Isnawa menyebut kerja sama antara Pemprov DKI dan Pemkot Bekasi kemungkinan besar masih terus berlanjut. Kerja samanya yakni pengelolaan TPST Bantar Gebang mengingat volume sampah harian Jakarta yang kini bisa mencapai rata-rata 7.250 ton per hari.
"Kapasitas ITF Sunter baru bisa menampung 2.000-2.200 ton sampah per hari, sedangkan jumlah sampah di DKI Jakarta berkisar 7.250 ton setiap harinya," katanya.
"Selain itu, dalam dua tahun juga ada kemungkinan volume sampah meningkat makanya mungkin masih akan tetap butuh kerja sama," kata Isnawa menambahkan.
Fasilitas pengelolaan sampah Intermediate Treatment Facility (ITF) dapat mengolah sampah hingga habis tanpa sisa untuk dijadikan sumber energi listrik. Dari fasilitas pengelolaan sampah ITF di Sunter tersebut, diperkirakan akan mampu menghasilkan listrik 35 megawatt dari pengolahan sampah sebanyak 2.200 ton per hari.