Rabu 24 Oct 2018 07:59 WIB

Apakah Khashoggi Dibunuh Secara Terencana?

Erdogan mengaku punya bukti Khashoggi dibunuh dengan cara biadab.

Jamal Khashoggi
Foto: Metafora Production via AP
Jamal Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Fergi Nadira, Kamran Dikarma, Fira Nursya’bani

Menteri Luar Negeri (Menlu) Arab Saudi Adel al-Jubeir mengapresiasi Indonesia dalam tanggapan mengenai kasus pembunuhan jurnalis senior Jamal Khashoggi. Ia menjanjikan pihak Kerajaan Arab Saudi akan menuntaskan penyelidikan soal kematian tersebut agar kejadian serupa tidak terulang.

"Saya mengapresiasi ucapan belasungkawa Indonesia dan tanggapan permintaan untuk mengungkapkan kematian Khashoggi dengan transparan," ujar al-Jubeir di Gedung Pancasila, Kementerian Luar Negeri RI, Selasa (23/10). 

Sebelumnya, Indonesia, melalui Presiden Joko Widodo dan Menlu Retno Marsudi meminta Saudi untuk transparan dan dengan saksama dalam mengusut kematian jurnalis dan kolumnis di Washington Post itu.

Al-Jubeir mengaku telah membicarakan masalah Khashoggi kepada Presiden dan Menlu Retno. Dia pun berjanji akan mengupas tuntas kasus tersebut. "Kami menegaskan akan menuntaskan penyelidikan kasus ini. Tim penyelidik kami sudah tiba di Istanbul sejak kami mengetahui kasus ini," kata al-Jubeir.

Hingga kini, menurut dia, tim penyelidik Turki dan Saudi terus melakukan investigasi komprehensif agar semua yang bertanggung jawab dapat ditahan. "Agar hal ini tak terjadi lagi. Saya akan terus mengabarkan situasi ini," ujarnya.

Khashoggi (59 tahun) meninggal pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Jurnalis tersebut diketahui kerap mengkritik kebijakan Kerajaan Saudi, terlebih setelah meninggalkan negaranya untuk tinggal di AS sejak 2017. Ia melancarkan kritik terhadap kebijakan luar negeri Saudi dan mendesak pemerintah menjamin kebebasan berpendapat di negara tersebut.

Aparat keamanan Turki melansir, Khashoggi dibunuh dengan kejam oleh tim elite yang diduga merupakan suruhan Pangeran Muhammad bin Salman (MBS). Sempat menyangkal kematian Khashoggi, pihak Kerajaan Arab Saudi akhirnya melansir bahwa yang terjadi pada Khashoggi adalah kecelakaan saat ia coba dibujuk untuk pulang ke Saudi.

Menlu RI Retno Marsudi menuturkan, al-Jubeir datang ke Indonesia untuk melakukan perbincangan bilateral menyoal Komisi Bersama ke-10 antarkedua negara pada Selasa (23/10) di Ruang Palapa Kemenlu RI, Jakarta. Pertemuan antarmenlu tersebut setelah dijadwalkan satu tahun yang lalu sebagai tindak lanjut dari kunjungan Raja Salman bin Abdulaziz ke Indonesia pada 2017.

Sebelum masuk mendiskusikan soal kerja sama bilateral antarkedua negara, Menlu Retno menyinggung situasi yang tengah memanas kini tentang kematian jurnalis Jamal Khashoggi. "Kita paham bahwa pertemuan ini berlangsung di tengah situasi yang menjadi perhatian kita semua, yaitu pembunuhan yang menimpa jurnalis saudi Jamal khashoggi," ujar Menlu Retno, kemarin.

Ia mengatakan, Pemerintah Indonesia sangat prihatin dengan apa yang menimpa Khashoggi. Menlu juga meminta agar investigasi oleh pihak penyelidik dari Turki, khususnya Saudi, dapat dilakukan secara transparan dan saksama.

"Saya juga mencermati pernyataan-pernyataan yang disampaikan Jubeir dua hari lalu bahwa Saudi menyampaikan dan menekankan untuk mencari fakta dan menangkap orang-orang yang bertanggung jawab atas kasus ini," ujarnya.

Sementara itu, dalam pernyataan terkini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan bahwa pembunuhan Khashoggi terencana. Ia mendesak Saudi mengekstradisi 18 tersangka yang terlibat dalam kejadian itu untuk menjalani proses hukum di negaranya.

“Kami memiliki informasi bahwa pembunuhan itu tidak instan, tetapi direncanakan,” kata Erdogan ketika berpidato di Ankara, Selasa (23/10).

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement