REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Dessy Suciati Saputri, Fira Nursya’bani
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menerima kunjungan Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir di Istana Kepresidenan Bogor, Jawa Barat, Senin (22/10). Menurut Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Presiden dalam kesempatan ini juga menyampaikan keprihatinannya terkait kasus pembunuhan jurnalis dan kolumnis Jamal Khashoggi.
"Dalam kesempatan terpisah, Presiden juga menyampaikan mengenai kasus yang menimpa Khashoggi. Presiden menyampaikan keprihatinan atas kasus tersebut," kata Retno di Istana Kepresidenan Bogor, Senin.
Kepada Presiden Jokowi, lanjut Retno, Menlu Arab Saudi juga memberikan penjelasan terkait kasus tersebut. Presiden Jokowi pun menyampaikan harapannya agar investigasi untuk mengungkap kasus pembunuhan itu dapat dilakukan secara transparan.
"Indonesia mengharapkan investigasi yang sedang dilakukan dapat dilakukan dengan transparan dan saksama," ujar Retno.
Khashoggi (59 tahun) meninggal pada 2 Oktober lalu di Konsulat Saudi di Istanbul, Turki. Jurnalis tersebut diketahui kerap mengkritik kebijakan Kerajaan Saudi, terlebih setelah meninggalkan negaranya untuk tinggal di AS sejak 2017. Ia melancarkan kritik terhadap kebijakan luar negeri Saudi dan mendesak pemerintah menjamin kebebasan berpendapat di negara tersebut.
Aparat keamanan Turki melansir, Khashoggi dibunuh dengan kejam oleh tim elite yang diduga merupakan suruhan Pangeran Muhammad bin Salman. Sempat menyangkal kematian Khashoggi, pihak Kerajaan Arab Saudi akhirnya melansir bahwa yang terjadi pada Khashoggi adalah kecelakaan saat ia coba dibujuk untuk pulang ke Saudi.
Sebelum berkunjung ke Indonesia, Menteri Luar Negeri Arab Saudi Adel al-Jubeir mengatakan, aksi pembunuhan Khashoggi adalah sebuah kesalahan besar. Dalam sebuah wawancara eksklusif dengan Fox News pada Ahad (21/10), al-Jubeir mengatakan, Muhammad bin Salman tidak ada kaitannya dengan kasus itu.
Al-Jubeir menjelaskan, Khashoggi didekati oleh tim keamanan Saudi ketika dia memasuki konsulat pada 2 Oktober lalu. "Dia dibunuh di konsulat. Kami tidak tahu perinciannya bagaimana. Kami tidak tahu di mana jenazahnya berada. Kami bertekad untuk menghukum mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan ini," kata al-Jubeir.
Sebanyak 18 orang telah ditahan atas kasus pembunuhan itu. Kerajaan Saudi juga mengumumkan pemecatan dua pembantu utama Muhammad bin Salman serta tiga pejabat intelijen lainnya.
"Para individu melakukan ini di luar lingkup otoritas mereka. Mereka bukan orang-orang yang terkait erat dengannya (Muhammad bin Salman—Red). Mereka membuat kesalahan ketika mereka membunuh Khashoggi di konsulat dan mereka berusaha menutupi itu," kata al-Jubeir.
Ia mengiyakan di antara pihak-pihak yang ditangkap, ada beberapa yang mungkin menjadi bagian dari tim keamanan Muhammad bin Salman. Menurut dia, pihak kerajaan memang kerap merotasi petugas pengawal pejabat, baik domestik maupun asing.
“Jadi, meski mereka berada dalam satu foto, bukan berarti mereka dekat," kata dia.
Kontributor Aljazirah Jamal Elshayyal yang melaporkan dari Istanbul mengatakan, pernyataan al-Jubeir tidak meyakinkan. "Siapa pun yang tahu bagaimana detail keamanan pejabat senior pemerintah, kepala negara, atau wakil kepala negara seperti Putra Mahkota Muhammad bin Salman akan tahu bahwa detail keamanan itu melekat kepada mereka, ditugaskan kepada mereka, dan tidak dirotasi," katanya.
Dia juga mengutip laporan yang mengatakan bahwa Maher Abdulaziz Mutrib, petugas keamanan yang muncul dalam foto dengan Muhammad bin Salman, melakukan empat panggilan telepon kepada sekretaris pribadi Pangeran Saudi selama dan setelah pembunuhan Khashoggi.