Senin 22 Oct 2018 22:58 WIB

Kemenkes Berupaya Cegah Penyebaran Polio dari Papua Nugini

Kemenkes menyebut lumpuh layu yang terjadi di Papua bukan polio

Rep: Rr Laeny Sulistyawati/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Petugas memberikan vaksin polio kepada balita (ilustrasi).
Foto: Antara
Petugas memberikan vaksin polio kepada balita (ilustrasi).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan beberapa upaya untuk mengantisipasi virus polio yang kini tengah terjadi di Papua Nugini.

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kemenkes Anung Sugihantono mengatakan, tercatat sebanyak 20 kasus polio terjadi di Papua Nugini sejak Juli 2018 lalu. Kemenkes pun bergerak mencegah polio terjadi di Papua karena wabah polio telah terjadi negara tetangga Papua Nugini.

"Karena itu kami menaruh perhatian di lima kabupaten yang berbatasan dengan Papua Nugini yaitu Kabupaten Keerom, Kabupaten Pegunungan Bintang, Kabupaten Boven Digul, Kabupaten Merauke, dan di Jayapura. Kabupaten itu kami perhatikan karena berbatasan langsung dengan Papua Nugini, mereka (masyarakat) di situ bisa berinteraksi langsung dengan Papua Nugini," katanya saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, di Kemenkes, Jakarta, Senin (22/10).

Ia mengakui, saat ini sekitar tujuh anak yang mengalami kelumpuhan layu mendadak di provinsi Papua. Dari tujuh anak itu, ia menyebut dua diantaranya di Merauke. 

"Namun, berdasarkan hasil surveillance, maka kami pastikan bahwa semua kejadian lumpuh layu mendadak itu bukan karena polio. Jadi belum ada polio yang terjadi di Papua," ujarnya menegaskan.

Ia menjelaskan, Kemenkes saat ini menerapkan kebijakan pemberian imunisasi dasar polio yang diberikan bersamaan dengan imunisasi campak rubela (measles rubella/MR) yaitu MRP. Hingga per 17 Oktober 2018, dia menyebut cakupan MRP di Papua sudah 63,4 persen.

Sementara cakupan imunisasi MRP secara khusus Jayapura mencapai 86 persen, Kabupaten Keerom 111 persen,  Boven Digul 96 persen, Merauke 94 persen, dan Pegunungan Bintang 32,83 persen. Ia menambahkan, Kemenkes menargetkan cakupan imunisasi polio 100 persen untuk mencegah polio terjadi di Papua dan tetap mempertahankan prestasi Indonesia yang telah berhasil eliminasi polio.

Maka untuk meningkatkan cakupan, pihaknya juga menyiagakan tim kaki telanjang untuk memonitor peredaran polio di Tanah Papua. Selain itu, dia menambahkan, tim Kemenkes melakukan health hospital record review di rumah sakit daerah. Tak hanya itu, Kemenkes juga mengambil sampel di beberapa daerah di wilayah perbatasan yang ada di indonesia.

Ia menambahkan, sampel ini dianalisis oleh Penelitian dan Pengembangan untuk memastikan apakah ada virus polio di pinggir sungai. "Hasilnya sejauh ini dari tiga atau tujuh sampel yang diambil di daerah perbatasan itu, tidak ditemukan polio yang mirip terjadi di Papua Nugini," ujarnya.

Sementara itu Menteri Kesehatan Nila F Moeloek menambahkan, pihaknya terus berupaya memberikan imunisasi dasar lengkap polio di Papua karena pulau tersebut berbatasan dengan Papua Nugini.

"Kami terus memberikan imunisasi polio. Kita tetap berusaha menjaganya (tak ada polio di Papua)," katanya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement