REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK BARAT -- Relawan Palang Merah Indonesia (PMI) Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat (NTB) menyebarkan ribuan kelambu antinyamuk ke sejumlah lokasi. Gempa ini diberikan kepada warga yang terdampak gempa bumi beberapa waktu lalu.
Adapun lokasi pembagian kelambu tersebut di Dusun Ranjok Timur dan Barat, Desa Mekarsari, Kecamatan Gunungsari, Kabupaten Lombok Barat.
Selain membagikan, relawan PMI pun memasang langsung dan mendata jumlah warga yang positif mengidap penyakit akibat gigitan nyamuk Anopheles tersebut. Informasi yang dihimpun, jumlah warga di Kabupaten Lombok Barat yang terjangkit penyakit ini mecapai ratusan jiwa.
Relawan PMI secara sukarela menyusuri bukit, perkampungan hingga daerah pelosok untuk membagikan kelambu tersebut guna menekan penyebaran penyakit.
Relawan PMI Lombok Barat Jayadi mengatakan, hingga saat ini sudah ada sekitar dua ribu lebih kelambu yang dibagikan kepada masyarakat. Kelambu ini dirasa penting karena sebagian dari korban bencana gempa masih trauma masuk rumah dan rela tidur di gubuk atau bangunan terbuka sehingga rawan tertular malaria.
"Kami terus melakukan penyisiran ke seluruh daerah di Lombok Barat yang menjadi lokasi endemik malaria tujuannya untuk menekan jumlah warga yang terserang penyakit tersebut," ujarnya melalui keterangan tertulis, Senin (22/10).
Salah seorang warga Ranjok Timur Nasrun Hidayani mengatakan, dirinya sudah empat hari mengidap malaria dan sudah berobat ke rumah sakit terdekat.
"Awalnya merasa pusing, demam dan lemas, setelah dicek ke rumah sakit ternyata saya dinyatakan positif malaria, namun memilih rawat jalan," katanya. Bantuan kelambu dari PMI baginya sangat berguna karena dirinya belum berani masuk rumah pascagempa.
Senada dengannya, Yuniatun (16 tahun) warga lainnya mengaku sudah 18 hari mengidap malaria namun kini kondisinya mulai membaik. Ia pun memilih tidak datang ke rumah sakit atau tempat pelayanan kesehatan lainnya, beruntung ada dokter yang datang ke dusunnya.
"Alhamdulillah saya mendapatkan bantuan kelambu dari PMI, karena saya belum berani tidur di dalam rumah sebab masih trauma pascagempa lalu," paparnya.