Senin 22 Oct 2018 19:38 WIB

Muhammadiyah Jadi Kekuatan Bangsa Masa Depan 

Sumbangan Muhammadiyah yang tidak kecil akan terus berkembang.

Rep: Neni Ridarineni/ Red: Yusuf Assidiq
Muhammadiyah
Foto: wikipedia
Muhammadiyah

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Sejarawan Indonesia Anhar Gonggong mengaku selalu memberi apresiasi yang tinggi kepada Muhammadiyah karena keberanian almarhum KH Ahmad Dahlan untuk melakukan inovasi di masa itu tahun 1912. Oleh sebab itu ia meyakini bahwa Muhammadiyah kelak akan menjadi salah satu kekuatan penting bangsa ini di masa depan.

“Apalagi inovasi ini dilakukan oleh yang terhormat KH Ahmad Dahlan di Yogyakarta walaupun sebagai orang Kauman dan berada di lingkungan Kraton Yogyakarta,” kata Anhar, pada Republika.co.id, saat dimintai pendapatnya tentang peran Muhammadiyah dalam menyongsong milad yang ke-109, Ahad (21/10).

Tentu, lanjut Anhar, untuk melakukan inovasi itu KH Ahmad Dahlan mengedepankan kejujuran, keberanian, serta keikhlasan. Dalam perkembangannya setelah Indonesia merdeka, Muhammadiyah memberikan sumbangan sangat besar dalam arti mengisi kemerdekaan.

Tokoh-tokoh Muhammadiyah tampil di bidang politik maupun sebagai pemimpin, mendirikan sekolah, rumah sakit, perguruan tinggi yang jumlahnya sangat besar. Artinya, lanjutnya, peran Muhammadiyah dengan mendirikan sekolah rumah sakit dan lain-lain tidak hanya untuk kekinian, tetapi juga masa depan.

Sumbangan Muhammadiyah yang tidak kecil akan terus berkembang menjadi sebuah kekuatan bangsa yang besar di masa depan. Senada dengan Anhar, mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK), Mahfud MD masih terus berharap Muhammadiyah melahirkan tokoh-tokoh yang hebat untuk Indonesia di masa yang akan datang.

‘’Mudah-mudahan Muhammadiyah tetap dalam khittah perjuangan  kehidupan berbangsa dan bernegara serta Islam  berkemajuan,’’ tegasnya.

Menurut Mahfud, sebentar lagi setelah generasi Milineal (Y), muncul generasi baru bernama generasi Z yang lahir dalam rentang pertengahan 1990-pertengahan 2000-an yang sekarang sudah duduk di perguruan tinggi.

“Kemudian akan disusul oleh generasi Alfa (A) yang sekarang sudah di Sekolah Dasar yang mungkin akan sulit dipahami oleh generasi kita karena didorong masifikasi teknologi informasi,” ungkap mantan Menteri Pertahanan pada Kabinet Presiden Abdurahman Wahid ini.

Karena itu Muhammadiyah harus bisa menyiapkan generasi Z dan Alfa yang tetap  beriman untuk menjaga Republik Indonesia. Apalagi ke depan sudah tidak ada batas-batas lagi karena sudah dilindas masifikasi, kata Guru Besar Hukum Tata Negara di Universitas Islam Indonesia ini.

Menanggapi hal tersebut, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir berpendapat, Muhammadiyah selalu mengembangkan kehidupan bersama seluruh masyarakat yang dilakukan melalui lembaga-lembaga pendidikan, kesehatan, pelayanan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat.

Selain itu Muhammaidyah juga fokus pada  usaha-usaha lainnya dalam program praksis sosial dan pilantropi yang membebaskan, memberdayakan, dan memajukan masyarakat

‘’Termasuk program kemasyarakatan yang dilakukan oleh organisasi perempuan Muhammadiyah yakni Aisyiyah, yang mengembangkan program-program inklusif di seluruh daerah dan kawasan Indonesia melalui praksis-sosial pemberdayaan masyarakat dan gerakan philantropy Islam," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement