Senin 22 Oct 2018 14:25 WIB

Tiga Skenario Timnas U-19 ke Perempat Final Piala AFC

Indonesia wajib menang atas Uni Emirat Arab pada laga Rabu (24/10).

Rep: Bambang Noroyono/ Red: Andri Saubani
Ekspresi pemain Timnas Indonesia seusai gawang kebobolan dari Timnas Qatar dalam penyisihan Grup A Piala Asia U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (21/10/2018).
Foto: Antara/Wahyu Putro A
Ekspresi pemain Timnas Indonesia seusai gawang kebobolan dari Timnas Qatar dalam penyisihan Grup A Piala Asia U-19 di Stadion Utama Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad (21/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, Tim nasional U-19 Indonesia masih punya peluang ke perempat final Piala AFC U-19, meski kemarin kalah 5-6 dari Qatar pada babak penyisihan Grup A. Pelatih Indra Sjafri percaya diri timnya mampu lolos fase grup Piala AFC U-19 2018.

Setelah menang 3-1 atas Taiwan dan kalah tipis dari Qatar, masih ada sisa satu laga kontra Uni Emirates Arab (UEA) yang menjadi laga hidup-mati bagi Garuda Muda agar bisa menembus babak perempat final. Indra optimistis, para pemainnya sanggup mencuri kemenangan pada laga yang akan digelar pada Rabu (24/10).

“Perjuangan ini belum berakhir. Masih ada satu laga lagi. Dan kita harus bersiap untuk melawan UEA,” kata Indra usai kekalahan Indonesia dari Qatar di pertandingan kedua penyisihan Grup A, di Gelora Bung Karno (GBK) Jakarta, Ahad (21/10).

Laga antara Indonesia kontra Qatar pada Ahad (21/11), berakhir dramatis dengan kekalahan tuan rumah 5-6. Hasil tersebut membuat skuat Garuda Muda turun posisi ke tangga ketiga klasemen sementara Grup A dengan nilai tiga.

Puncak klasemen Grup saat ini ditempati oleh UEA, Qatar di tempat kedua, dan Taiwan sebagai juru kunci grup. UEA mengoleksi nilai enam hasil dua kali menang. Qatar dan Indonesia kini memiliki nilai tiga. Qatar untuk sementara berhak atas posisi kedua hasil sekali kalah (1-2) dan sekali menang plus keunggulan head-to-head dengan Indonesia.

Sesuai aturan Piala AFC U-19, posisi klasemen di grup ditentukan oleh raihan angka, head-to-head, kemudian selisih gol. Secara matematis, aturan ini tak menutup peluang Skuat Garuda Nusantara ke perempat final. Ada tiga skenario Indonesia untuk lolos.

Klasemen Grup A

1. Uni Emirat Arab    2    2    0    0    10    2    8    6  

2. Qatar                   2    1    0    1      7     7    0    3

3. Indonesia (H)       2    1    0    1      8    7    1    3  

4. Taiwan                 2    0    0    2     2    11    -9    0

Skenario pertama, Indonesia wajib mengalahkan UEA pada laga terakhir, sambil menunggu hasil laga antara Qatar vs Taiwan. Indonesia akan lolos ke fase berikutnya jika berhasil menang atas UEA, sementara Qatar gagal meraih poin penuh dari Taiwan.

Skenario kedua, Indonesia tetap lolos meski ditahan imbang UEA, asalkan pada laga lain, Qatar kalah dari Taiwan. Di atas kertas, hitung-hitungan skenario kedua ini terbilang berat merujuk pada performa Taiwan di Grup A sejauh ini.

Skenario ketiga, Indonesia dan Qatar sama-sama menang. Maka, penentuan siapa yang lolos ke babak perempat final akan dihitung berdasarkan selisih gol antara Indonesia, Qatar, dan UEA yang sama-sama mengoleksi nilai enam, dengan mengabaikan hasil laga melawan Taiwan sebagai juru kunci.

Posisi produktivitas gol sebelum laga ketiga adalah: UEA (+1), Qatar (0), dan Indonesia (-1). Jika Egy Maulana Vikri dkk mampu menang dengan selisih satu gol melawan UEA, maka Indonesia akan lolos sebagai runner up setelah Qatar. Tiga tim memiliki selisih gol yang sama, yakni 0, namun UEA akan tersingkir karena memiliki catatan mencetak gol yang paling sedikit.

Indonesia juga masih berpeluang untuk lolos sebagai juara grup. Syaratnya, Indonesia harus menang dengan mencetak minimal tiga gol atau lebih, sehingga memiliki total mencetak gol lebih banyak dari Qatar yang akan finis sebagai runner-up grup.

Dengan skenario di atas, Indra melanjutkan di pertandingan mendatang, tak ada kata lain bagi Indonesia U-19 selain harus mengalahkan UEA. Kemenangan besar 8-1 UEA atas Taiwan tidak akan dihitung jika merujuk pada skenario ketiga.

Menghadapi UEA nanti, kata Indra, timnya wajib menang, tanpa perlu memikirkan hasil laga terakhir antara Qatar Vs Cina Taipei. "Hasil apa pun nanti dari UEA, kita harus menang. Menang 1-0 saja dari UEA, kita sudah pasti lolos,” ujar Indra.

Baca juga:

Evaluasi laga kontra Qatar

Indonesia U-19 kandas 5-6 dari Qatar U-19 saat laga kedua babak penyisihan Grup A Piala AFC U-19 2018 di GBK Jakarta, Ahad (21/10). Indra Sjafri mengakui kekalahan tersebut dan menyebut hasil minus timnya kali ini lantaran kesalahan pemain di lini belakang.

Namun kata dia, kesalahan tersebut bukan kolektif melainkan karena permainan tak maksimal satu pemain. “Ada kesalahan individual error. Yang terjadi tadi, bukan kesalahan pengorganisasian di lini pertahanan. Tapi individual defense (yang salah),” kata Indra.

Kesalahan individu pemain belakang yang Indra maksud tak lain, bek tengah Nurhidayat Haji Haris yang juga adalah kapten tim. Pemain muda milik Bhayangkara FC tersebut, mencatatkan tiga kali kesalahan yang membuat gawang Indonesia tiga kali kebobolan saat melawan Qatar.

Selama 24 menit pertandingan babak pertama, gawang Riyandi jebol tiga kali karena kesalahan Nurhidayat. Namun, pelatih Indra tak segera menarik keluar bek tengahnya itu dan mengganti dengan pemain belakang cadangan. Menurut Indra, ia melihat Nurhidayat berusaha keras memperbaiki situasi meski Indonesia sudah tertinggal tiga gol.

Akan tetapi kata Indra, usaha Nurhidayat memperbaiki kesalahannya malah membuat  permainan Garuda Muda di lini belakang semakin kedodoran. Indra baru memutuskan menarik Nurhidayat pada menit ke-46 saat memulai babak kedua. Posisinya digantikan bek pengganti Indra Mustafa.

“Begitu dia bikin salah, dia berusaha bikin perbaikan. Tapi malah kehilangan permainan. Makanya saya pikir harus diganti, karena dia (Nurhidayat) yang bikin banyak kesalahan,” sambung Indra.

Kesalahan yang dilakukan Nurhidayat kali ini, pun bukan yang pertama. Saat Indonesia menang dari 3-1 dari Cina Taipei U-19 pada laga perdana, Kamis (18/10), satu gol dari tim lawan juga kesalahan dari pemain berangka punggung 5 tersebut.  Yaitu, ketika Nurhidayat tak mampu menghentikan laju bola dari serangan sayap kanan gelandang Huang Jyun-wun. Bola yang mengarah ke depan gawang, disambut striker Wang Chung-yu yang dengan mudah melepas sepakan ke gawang Indonesia.

Soal seringnya kesalahan dari para pemain belakang Garuda Muda itu, Indra Sjafri mengatakan memang posisi belakang menjadi kelemahan paling krusial timnya selama ini. Kondisi tersebut yang membuat dia harus mampu memperbaiki barisan pemain belakangnya di laga mendatang saat menghdapi UEA U-19, pada Rabu (24/10).

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement