Senin 22 Oct 2018 08:00 WIB

Neraca Perdagangan Surplus, Tetapi Ekspor Turun

Surplus neraca perdagangan nonmigas naik dan defisit perdagangan migas turun.

Sunarsip
Foto: istimewa
Sunarsip

REPUBLIKA.CO.ID Oleh: Sunarsip

Pekan lalu, Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan kinerja ekspor impor September 2018. Hasilnya, neraca perdagangan (ekspor dikurangi impor) mengalami surplus 0,23 miliar dolar AS pada September 2018. Kinerja neraca perdagangan tersebut lebih baik dari bulan sebelumnya yang defisit 0,94 miliar dolar AS.

Mungkin karena selama 2018 sepi kabar gembira dari sisi neraca perdagangan, publikasi BPS ini lantas menjadi pemberitaan berbagai media massa yang mengesankan kinerja neraca perdagangan kita membaik. Kita jangan terlalu gembira dahulu karena surplus neraca perdagangan ini ternyata tidak berasal dari membaiknya ekspor.

Kalau kita telusuri, perbaikan neraca perdagangan pada September 2018 ditopang oleh surplus neraca perdagangan nonmigas yang meningkat dan defisit neraca perdagangan migas yang menurun. Namun, membaiknya kinerja neraca perdagangan ini lebih disebabkan oleh impor yang menurun. Sementara itu, kinerja ekspor yang diharapkan naik, justru menurun.

Neraca perdagangan nonmigas pada September 2018 mencatat surplus 1,30 miliar dolar AS, lebih tinggi dari surplus Agustus 2018 sebesar 0,67 miliar dolar AS. Perbaikan neraca perdagangan nonmigas dipengaruhi penurunan impor nonmigas sebesar 1,45 miliar dolar AS (month to month/mtm) dan ekspor nonmigas turun 0,82 miliar dolar AS (mtm).

Adapun neraca perdagangan migas masih mencatatkan defisit, meskipun menurun. Pada September 2018, defisit neraca perdagangan migas tercatat 1,07 miliar dolar AS, lebih baik dari kondisi Agustus 2018 yang tercatat defisit 1,61 miliar dolar AS. Perkembangan ini terutama dipengaruhi oleh impor migas yang menurun 0,77 miliar dolar AS (mtm), sedangkan ekspor migas juga menurun sebesar 0,23 miliar dolar AS (mtm).

Meskipun neraca perdagangan September 2018 mengalami surplus, capaian ini belum banyak membantu kinerja neraca perdagangan kita selama 2018 (Januari-September). Kinerja neraca perdagangan selama 2018 menurun bila dibandingkan selama 2017. Selama Januari-September 2018, neraca perdagangan kita defisit 3,78 miliar. Capaian ini masih jauh di bawah capaian tahun lalu di mana neraca perdagangan 2017 surplus 11,81 miliar dolar AS.

Menurunnya kinerja neraca perdagangan selama 2018 ini dipengaruhi oleh menurunnya kinerja neraca perdagangan migas dan nonmigas. Selama Januari-September 2018, neraca perdagangan migas telah mengalami defisit 9,38 miliar dolar AS, melampaui defisit selama 2017 yang mencapai 8,58 miliar dolar AS. Bila tidak ada peningkatan yang signifikan dalam ekspor migas serta pengendalian impor migas, defisit neraca perdagangan migas diperkirakan dapat mencapai di atas 10 miliar dolar AS pada akhir 2018.

Sementara itu, kinerja neraca perdagangan nonmigas memperlihatkan kinerja surplus yang belum terlalu tinggi. Selama Januari-September 2018, neraca perdagangan nonmigas kita surplus 5,59 miliar dolar AS. Dengan tinggal sisa tiga bulan, hampir dapat dipastikan capaian surplus neraca perdagangan nonmigas 2018 tidak dapat menyamai capaian surplus 2017 yang 20,39 miliar dolar AS.

Kinerja neraca perdagangan nonmigas selama 2018 yang tidak terlalu bagus ini terutama disebabkan oleh kinerja pertumbuhan ekspor yang makin menurun, sedangkan pertumbuhan impornya makin meningkat.

Selama Januari-September 2018, ekspor nonmigas kita baru tumbuh 9,29 persen. Dengan sisa tiga bulan, sepertinya akan sulit untuk dapat menyamai kinerja pertumbuhan ekspor nonmigas selama 2017 yang mencapai 15,85 persen.

Di sisi lain, impor nonmigas mengalami pertumbuhan signifikan, yaitu 22,66 persen jauh melampaui capaian pertumbuhan impor selama 2017 sebesar 13,43 persen.

Konsekuensi dari pertumbuhan ekspor nonmigas yang melambat dan pertumbuhan impor yang naik tajam, neraca perdagangan nonmigas selama 2018 (Januari-September) hanya surplus 5,59 miliar dolar AS, masih jauh dibandingkan capaian 2017 yang surplus 20,39 miliar.

Kinerja neraca perdagangan, khususnya neraca perdagangan nonmigas, sebenarnya dapat menjadi refleksi dari kondisi dan kinerja sektor riil kita. Meskipun tidak seluruh produksi dari kegiatan ekonomi di Indonesia hasilnya diekspor, kinerja ekspor (khususnya) nonmigas dapat menggambarkan bagaimana kinerja sektor riil kita.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement