Senin 22 Oct 2018 06:51 WIB

Pengamat: Suara Santri Bisa Dongkrak Elektabilitas Capres

Jumlah santri yang besar bisa memengaruhi peta politik nasional.

Pangi Syarwi Chaniago, Pengamat Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting.
Foto: dok. Pribadi
Pangi Syarwi Chaniago, Pengamat Politik Sekaligus Direktur Eksekutif Voxpol Center Reseach and Consulting.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutir Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago menilai, jumlah santri secara proporsi sangat besar sehingga akan memengaruhi peta politik nasional. Sehingga menurutnya sangat wajar suara santri diperebutkan, mulai dari kontestasi tingkat lokal sampai pada level nasional.

"Wajar karena ceruk segmen suara santri ini cukup besar dan bisa mendongkrak elektabilitas," katannya

Ia menilai para politikus sangat paham akan keberadaan kaum santri yang secara proporsi sangat besar dan akan sangat memengaruhi peta politik. Oleh karena itu, sangat wajar dukungan dari segmen ini memberi kontribusi yang sangat besar dan nyata terhadap tingkat keterpilihan dalam setiap hajatan konstestasi elektoral.

"Secara kultural para santri sangat manut, taat, dan patuh pada titah para kiai yang meraka anggap sebagai pemimpin dan guru mereka. Dengan demikian, suara santri ada di tangan kiai," ujarnya.

Pangi menilai untuk mendapatkan dukungan politik dari kalangan santri, para politikus harus melakukan pendekatan yang intens pada para kiai sebagai pemegang otoritas di wilayah pesantren.

Namun, para politikus saat ini harus memutar otak dan harus lebih sensitif karena para kiai juga sudah sangat berpangalaman serta lihai dalam menghadapi situasi politik yang menempatkan mereka dalam pusaran perebutan dukungan.

Selain itu, Pangi menilai terkait fragmentasi kiai dan pesantren, sebaran, dan jumlah pesantren di seluruh Indonesia, terutama di Pulau Jawa, menjadikan para kiai bersifat lebih otonom dalam membina dan mengurus pesantrennya masing-masing, bahkan sampai urusan politik. Menurutnya, tidak ada alur komando dan instruksi yang membuat para kiai hanya mengikuti arus dukungan terhadap kandidat tetentu, bahkan yang tergabung dalam satu organisasi sakalipun.

"Situasi ini tentu membuka ruang kepada masing-masing kubu pendukung capres/cawapres untuk melakukan pendekatan yang lebih intensif karena peluang untuk mendapatkan dukungan dari kalangan santri masih terbuka lebar," katanya.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement