Senin 22 Oct 2018 03:36 WIB

Direktur Populi: Tempat Debat Kandidat tak Perlu Diributkan

Usep juga menekankan pada KPU agar bersikap netral ketika menggelar debat.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Endro Yuwanto
Direktur Public Opinion & Policy Research atau Populi Center Usep S. Ahyar
Foto: Gumanti Awaliyah
Direktur Public Opinion & Policy Research atau Populi Center Usep S. Ahyar

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Eksekutif Populi Center Usep Saiful Ahyar menilai, perihal tempat penyelenggaraan debat kandidat capres-cawapres tak perlu dipersoalkan. Sebab, saat ini setiap agenda Pemilu 2019 dapat disiarkan secara langsung oleh media penyiaran.

“Debat kandidat itu bukan soal tempat karena toh juga bisa disiarkan dan menjangkau semua orang. Sebetulnya, yang paling penting itu isi dari debat,” kata Usep kepada Republika.co.id, Ahad (21/20).

Usep mengatakan, tempat debat hanya persoalan teknis. Ia menilai, KPU harus meninjau peraturan yang ada terlebih dahulu sebelum debat kandidat digelar di kampus. Sebab, kampus merupakan institusi pendidikan.

Tujuan dari digelarnya debat kandidat yakni agar masyarakat dapat memilih usai melihat kualitas pemikiran masing-masing pasangan. Oleh karena itu, menurut Usep, poin penting dari sebuah debat adalah efektivitas cara dan metode agar visi misi yang diusung kandidat tersampaikan secara jelas ke masyarakat. “Jadi pertanyaannya adalah tujuan debat itu tercapai atau tidak? Soal debat dilakukan di mana itu urusan belakang,” katanya.

Usep juga menekankan kepada KPU agar bersikap netral ketika menggelar debat. Pemandu acara harus bisa menjaga netralitas dan memfasilitasi kedua kandidat capres-cawapres sebaik mungkin. KPU juga harus menegakkan sanksi bila ada kandidat atau peserta forum debat yang membuat kericuhan

Usep menilai, selama ini sebetulnya KPU telah memiliki aturan sanksi jelas. Namun, penegakkan sanksi itu belum dilakukan KPU secara penuh. Ditegakkannya sanksi, kata dia, akan meningkatkan kesadaran masyarakat agar bisa berdemokrasi secara baik dan benar.

Sekretaris Jenderal KIPP Kaka Suminta mengatakan hal senada. Menurut Kaka, yang menjadi persoalan debat adalah bobot substansi topik yang bakal diperdebatkan kandidat. Selain itu, KPU harus bisa mencari metode debat yang tepat agar pesan yang ingin disampaikan para kandidat bisa dipahami oleh masyarakat.

Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno sebelumnya mengusulkan kepada KPU agar debat pasangan capres dan cawapres digelar di kampus. Koordinator Juru Bicara Prabowo-Sandi Dahnil Anzar Simanjuntak menilai, cara itu dinilai lebih efektif ketimbang menggelar debat di hotel dan dihadiri para pendukung. Ia mengatakan, mereka yang menguji adalah para akademisi di kampus tersebut serta mahasiwa-mahasiswa yang terpilih dan bukan partisan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement