REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG -- Kementerian Perhubungan (Kemenhub) saat ini masih terus melakukan sosialisasi rutin Pekan Nasional Keselamatan Jalan 2018. Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengungkapkan tingkat kecelakaan di Indonesia masih tinggi sehingga meminta pengendara memiliki perilaku lalu lintas yang lebih mengutamakan keselamatan.
"Keselamatan masih menjadi masalah kita. Tercatat dalam hal penyebab kematian, itu (kecelakaan lalu lintas) nomor kedua setelah stroke," kata Budi usai melakukan diskusi Nasional Keselamatan Jalan 2018 di GOR Sabilulungan, Soreang, Kabupaten Bandung, Ahad (21/10).
Menurut data tahun lalu, Budi mengatakan sebanyak 103.287 kejadian kecelakaan terjadi. Dari total tersebut sebanyak 30.569 meninggal dunia, 14.409 luka berat, dan 119.944 terdata mengalami luka ringan.
Khusus di Jawa Barat, kata Budi, tingkat kecelakaannya terbilang tinggi dari seluruh wilayah Indonesia. "Di Jawa Barat junlah korban kecelakaan lalu lintas terbesar nomor empat di Indonesia," jelas Budi.
Pada tahun lalu, kecelakan di Jawa Barat mencapai 1.743 kejadian. Dari total tersebut tercatat korban meninggal dunia mencapai 863 orang, luka berat 269 orang, dan luka ringan mencapai 1.714 orang.
Untuk itu, Budi meminta setiap pengendara kendaraan di jalan raya dapat mengurangi kecepatannya. "Turunkan kecepatan lima persen bisa kurangi 30 perseb kecelakaan fatal. Lalu kesepakatan 47 negara implementasikan kecepatan di wilayah perkotaan maksimum 50 kilometer perjam," tutur Budi.
Budi mengharapkan masyarakat mengerti bagaimana keselamatan tersebut diantisipasi dengan cara sederhana tersebut. Terlebih, kecelakaan lalu lintas yang terjadi selama ini 70 persen dianyaranya melibatkan pengendara sepedan motor dan anak muda.