REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan keinginannya untuk menata pasar tradisional menjadi lebih rapi dan tak kumuh. Usai blusukan ke Pasar Karang Ayu di Semarang Barat, Jokowi menilai perlunya manajemen penataan pasar yang baik.
"Kami ingin membangun seluruh pasar yang ada di Indonesia itu pasar yang tidak kumuh, tidak becek, tidak bau, parkirnya mudah, pedagang juga diajari melayani pembeli, tersenyum," kata Jokowi di Pasar Karang Ayu, Semarang Barat, Jawa Tengah, Sabtu (20/10).
Menurut dia, di Indonesia masih banyak pasar yang tak tertata dengan baik. Kunjungannya kali ini pun bertujuan untuk memantau kondisi nyata pasar tradisional.
"Masih banyak sekali pasar di Tanah Air ini yang belum rapi, tidak bau, tertata, manajemennya juga baik," kata dia.
Baca juga: Mendag Dorong Perusahaan Besar Suplai Pasar Tradisional
Jokowi mengungkapkan pemerintah Kota Semarang akan membangun dua pasar pada tahun depan, yakni Pasar Wonodri dan Pasar Ngaliyan. Sementara itu, renovasi Pasar Karang Ayu akan dilakukan oleh pemerintah pusat.
"Saya juga tadi sudah menyampaikan ke Pak Wali Kota yang Pasar Karang Ayu bagian kami," ujarnya.
Jokowi menjelaskan, Pasar Karang Ayu akan direhabilitasi sebagian oleh pemerintah pusat. Langkah itu ditempuh lantaran Pemkot Semarang terkendala dengan penyediaan pasar darurat bagi pedagang.
"Tidak dibangun total, tapi mungkin akan direhab karena kalau dibangun total kesulitan Pak Wali Kota adalah pasar darurat untuk pedagangnya. Secara konstruksi masih bagus," jelas Presiden.
Di lain sisi, berdasarkan pemantauannya, Jokowi mendapati harga bahan pokok di pasar masih stabil. Jokowi mengaku sempat menanyakan harga berbagai komoditas kepada para pedagang.
"Tadi saya tanya, nggak ada yang naik. Beras ga naik telor nggak naik. Tadi yang naik cabai. Jadi biasanya Rp20 ribu menjadi Rp35 ribu. Fluktuasi biasa. Tapi, menurut saya masih pada posisi wajar," ujarnya.
Dalam kunjungannya, Jokowi didampingi oleh Koordinator Staf Khusus Presiden Teten Masduki, Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko, Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Erick Thohir, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Walikota Semarang Hendrar Prihadi.