Sabtu 20 Oct 2018 06:35 WIB

Hasto Harap Tim Kampanye Capres Adu Gagasan, Bukan Serangan

Hasto kritik kampanye menggunakan perkataan pendek atau slogan yang menyerang.

Rep: Rizkyan Adiyudha/ Red: Ratna Puspita
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto
Foto: Republika/Bayu Adji P
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PDIP mengkritik pernyataan kubu Prabowo Subianto yang kerap menggunakan slogan, atau perkataan pendek yang menarik dan mudah diingat, untuk menyerang kubu Joko Widodo dalam kampanyenya. PDIP meminta seluruh tim kampanye kedua kubu untuk mengedepankan kampanye adu gagasan, rekam jejak, dan visi misi beserta agenda prioritasnya.

Sekretaris Jendral PDIP Hasto Kristiyanto penggunaan slogan atau perkataan pendek yang menyerang tidak mencerminkan karakter pemimpin. "Sebab kata-kata dan ucapan menentukan watak dan karakter seseorang,” kata dia di Jakarta, Jumat (19/10).

Baca Juga

Namun, ia mengatakan, Prabowo kerap menggunakan strategi kampanye yang mengedepankan slogan yang menyerang seperti ugal-ugalan, ekonomi kebodohan, Indonesia bubar dan bangkrut. “Itu bukanlah kata-kata pemimpin," kata Hasto. 

Hasto mengatakan setiap pemimpin seharusnya berhati-hati dalam ucapan dan tindakan karena memiliki tanggung jawab untuk membangun peradaban. Ia menambahkan tugas pemimpin membangun kepercayaan publik, menjadi inspirasi, dan diteladani karena gagasannya yang mencerahkan dan membangun peradaban. 

"Ini guna menjawab jalan kemajuan bangsa Indonesia agar semakin diperhitungkan karena capaian tingkat kebudayaan yang tinggi," kata 

Menurut Hasto, Indonesia memiliki potensi besar sebagai bangsa berprestasi dan sekaligus bangsa pelopor. Dia mengatakan, keberhasilan Indonesia di dalam tiga ajang internasional belum lama ini menjadi modal di dalam membangun rasa percaya diri sebagai bangsa berprestasi.

Hasto mengatakan, PDIP mengajak semua pihak untuk berkampanye dengan kedepankan alam pikir yang positif. Dia juga mengajak semua pihak untuk merenungkan agar kompetisi jangan sampai menutup ruang keadaban publik.

"Bagi pemimpin yang bersih hatinya, akan melihat perintah konstitusi tersebut sebagai landasan, sebagai tugas, kewajiban dan tanggung jawab pemimpin seharusnya diikuti dengan perilaku yang baik dari pemimpin," katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement