REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Sertu Suprianto, prajurit TNI yang tergabung sebagai anggota penerangan Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad), ikut membantu memberikan pendidikan dasar di Sulawesi Tengah (Sulteng). Ia merasa terpanggil untuk memberikan pendidikan dasar kepada murid Sekolah Dasar Negeri (SDN) 05 Dolo, Kawarana, Dolo, Sigi, Sulteng.
"Saya merasa senang bisa membatu para guru disini untuk memberikan pengetahuan dasar kepada murid-murid," ujar Suprianto dalam keterangan pers yang Republika.co.id terima, Jumat (19/10).
Prajurit dari satuan Batalyon Zeni Tempur 8/SMG Kodam XIV/Hasanuddin itu juga mengatakan, hal tersebut ia lakukan sekaligus untuk membantu menghilangkan trauma yang dirasakan anak-anak pascabencana di Sulteng. Pada Jumat (28/9) lalu, beberapa wilayah di Sulteng, termasuk Sigi, terkena dampak gempa bumi sebesar 7,4 skala richter.
"Sambil menunggu kelas-kelas darurat yang sedang didirikan oleh prajurit TNI,” ujar Sertu Supriyanto.
Para siswa di sana melaksanakan proses belajar-mengajar dengan ruang kelas sementara karena bangunan sekolah mereka telah rusak. Selain itu, anak-anak juga tidak menggunakan pakaian sekolah resmi seperti yang biasa mereka kenakan dulu.
Pada kesempatan yang sama, Zaidah, salah satu guru wali kelas SDN 05 Dolo, mengucapkan banyak terimakasih kepada pihak TNI yang sudah bersedia mendirikan tenda-tenda yang akan digunakan sebagai kelas darurat. Terlebih mengingat sangat pentingnya proses belajar mengajar bagi guru dan murid-murid sekolah di sana.
Di lokasi tersebut, pasukan Kogasgabpad mendirikan tenda untuk sekolah darurat, Kamis (18/10) lalu. Tenda itu akan digunakan oleh murid-murid SDN 05 Dolo yang gedung sekolahnya terkena dampak gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter beberapa waktu lalu.
"Ini bertujuan untuk membantu kesulitan yang dialami masyarakat pasca kejadian bencana gempa bumi di wilayah Kabupaten Sigi. Salah satu dari bantuan yang diberikan adalah mendirikan tenda-tenda kelas darurat yang akan digunakan sebagai sarana belajar-mengajar," ujar Lettu Inf Daud Sampe yang memimpin pendirian tenda, Kamis (18/10).
Pembuatan tenda sekolah darurat ini diperuntukan bagi murid-murid SDN 05 Dolo yang terkena dampak dari gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter beberapa waktu yang lalu. Efek dari gempa tersebut membuat gedung sekolah yang mereka gunakan sebagai sarana belajar-mengajar menjadi terhenti untuk beberapa saat.
"Tugas kami membantu bagaimana anak-anak kita khususnya terkena bencana gempa dimana gedung-gedung sekolah yang hancur agar mereka bisa menerima pendidikan dengan baik," jelasnya.
Dengan didirikannya tenda-tenda darurat sebagai sarana untuk proses belajar-mengajar ini diharapkan dapat membuat anak-anak tertinggal pelajaran. Hal itu mengingat kejadian gempa bumi sudah terjadi lebih dari tiga pekan yang lalu, yakni pada Jumat (28/9).
Lebih lanjut Daud mengatakan, TNI tidak hanya membantu dalam bidang pendidikan saja tetapi kesulitan masyarakat yang lainnya juga sudah dilakukan dan sedang dilaksanakan. Pelaksanaan itu di antaranya pendistribusian logistik, normalisasi jalan, pendirian tenda pengungsi, pembuatan sarana Mandi Cuci kakus (MCK) dan lain-lain.
"Apa yang kami lihat akan kami kerjakan, supaya kegiatan rutinitas warga bisa berjalan normal kembali, walaupun dalam kondisi yang keterbatasan seperti sekarang ini," kata dia.