Jumat 19 Oct 2018 16:09 WIB

Jokowi Berikan Beasiswa ke 5.000 Mahasiswa Terdampak Gempa

Jokowi meminta agar bencana jangan sampai menganggu proses kuliah

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) saat tiba di Bandara International Lombok di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (18/10/2018).
Foto: Antara/Ahmad Subaidi
Presiden Joko Widodo (kedua kiri) bersama Gubernur NTB Zulkieflimansyah (kiri) saat tiba di Bandara International Lombok di Praya, Lombok Tengah, NTB, Kamis (18/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, LOMBOK TENGAH -- Sebanyak 5.144 mahasiswa terdampak gempa di Nusa Tenggara Barat (NTB) menerima beasiswa dari Presiden Joko Widodo (Jokowi). Para mahasiswa tersebut berasal dari Universitas Mataram, Universitas Nahdlatul Wathan Mataram; dan STIE AMM Mataram.

Penyerahan beasiswa tersebut dilakukan secara simbolis oleh Presiden Jokowi disaksikan Gubernur NTB Zulkieflimansyah kepada tujuh mahasiswa perwakilan dari masing-masing universitas penerima beasiswa di Halaman VIP Bandara Internasional Lombok, Kamis (18/10) kemarin. Di hadapan 500 mahasiswa yang hadir dalam acara tersebut, Presiden Jokowi memgatakan tujuan kedatangannya ke NTB untuk memeriksa secara langsung mekanisme pencairan bantuan dana.

Baca Juga

Jokowi mengingatkan mahasiswa penerima beasiswa mempersiapkan diri dengan matang menghadapi revolusi industri 4.0. Kata Jokowi,  kemajuan teknologi yang semakin canggih menuntut mahasiswa mampu berkompetisi dengan SDM dari luar negeri.  

"Saya yakin SDM anak bangsa jauh lebih hebat dan tidak kalah bersaing dengan SDM dari luar," ujar Jokowi.

Untuk itu, ia berharap beasiswa yang diberikan kepada mahasiswa terdampak gempa agar proses perkuliahan rampung. "Jangan sampai karena gempa lalu kuliah tidak rampung. Semoga dengan pemberian beasiswa ini proses perkuliahan dapat berjalan lancar dan rampung," kata dia.

Jokowi juga mengingatkan kepada mahasiswa untuk selalu waspada akan potensi bencana karena Indonesia merupakan negara yang berada di garis cincin api (ring of fire). Masyarakat, kata dia, juga harus diberikan edukasi dan pelatihan tanggap bencana sehingga masyarakat sudah siap dalam menghadapi bencana bila terjadi kapan saja.

Selain edukasi dan pelatihan, Jokowi juga mengingatkan perlu adanya tata ruang yang baik dalam pembangunan di Indonesia. "Lokasi-lokasi yang menjadi jalur evakuasi tidak boleh dilakukan pembangunan. Ketika terjadi bencana, evakuasi dapat berjalan dengan lancar dan cepat, masyarakat harus juga dapat mengetahui titik-titik evakuasi untuk berlari dan berkumpul," ucapnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement