Jumat 19 Oct 2018 15:42 WIB

Sidik Jari di Konsulat Saudi

Salah satu terduga pelaku tewas dalam kecelakaan.

Tawakkol Karman, pemenang Hadiah Nobel Perdamaian untuk 2011 memegang gambar penulis Arab yang hilang Jamal Khashoggi saat ia berbicara kepada wartawan dekat konsulat Arab Saudi, di Istanbul, Turki.
Foto: AP
Putra Mahkota Mohammed bin Salman.

Yakini MBS Terlibat

Badan-badan intelijen Amerika Serikat (AS) dilaporkan meyakini keterlibatan Putra Mahkota Kerajaan Arab Saudi Pangeran Mohammed bin Salman (MBS) dalam hilangnya Khashoggi. Hal itu dilaporkan New York Times edisi Rabu (17/10).

New York Times, mengutip keterangan pejabat-pejabat yang enggan disebutkan identitasnya mengatakan, terdapat dua faktor utama yang membantu komunitas intelijen AS meyakini keterlibatan Pangeran MBS dalam kasus Khashoggi. Pertama bocornya informasi tentang adanya 15 warga Saudi, satu di antaranya adalah perwira intelijen, yang berkunjung ke Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober.

Selain perwira intelijen, tujuh dari 15 warga Saudi yang dilaporkan berada di gedung konsulat jenderal di Istanbul pada 2 Oktober, dicurigai merupakan pengawal pribadi Pangeran MBS. Kendati demikian, hal tersebut belum terkonfirmasi seutuhnya.

Surat kabar pro pemerintah Turki, Yeni Safak, dalam laporannya pada Rabu (17/10), mengutip rekaman audio dari pembunuhan Khashoggi. Menurut media itu, Khashoggi disiksa sebelum kematiannya.

Surat kabar Daily Sabah menunjukkan gambar pria pada pukul 4:53 sore di rumah konsul, kemudian pukul 5:15 sore keluar dari hotel. Dia kemudian berada di bandara pada pukul 5:58. Layanan keamanan di Turki telah menggunakan media pro pemerintah untuk membocorkan perincian kasus Khashoggi. Ini menambah tekanan kepada Kerajaan Saudi.

AP tidak dapat segera memverifikasi identitas pria tersebut, meskipun ia adalah salah satu individu yang sebelumnya diidentifikasi oleh otoritas Turki terlibat dalam 15 orang Saudi yang menargetkan Khashoggi.

Sementara itu, konferensi terbesar bidang investasi yang digelar Saudi, yaitu Davos in the Desert, kembali kehilangan peserta. Menteri Keuangan Prancis Bruno Le Maire memutuskan membatalkan kunjungannya ke Riyadh, Arab Saudi, pekan depan.

"Tidak, saya tidak akan ke Riyadh pekan depan. Situasinya tidak tepat," kata Le Maire kepada Public Senat TV, Kamis (18/10). Kendati demikian, ia tak mengomentari lebih lanjut tentang kasus hilangnya Khashoggi.

Laman BBC juga melaporkan, Menteri Perdagangan Internasional Inggris Liam Fox juga membatalkan diri untuk hadir dalam Davos in the Desert. "Inggris tetap prihatin atas hilangnya Jamal Khashoggi ... mereka yang terlibat atas kehilangannya harus dimintai pertanggungjawaban."

Namun, peserta lain akan tetap hadir dalam acara tersebut. Mereka antara lain Pepsi, Goldman Sachs, dan EDF. ¦reuters/ap ed: yeyen rostiyani

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement