Kamis 18 Oct 2018 22:48 WIB

Keanehan Peluru Nyasar di Peluru Nyasar di DPR

Terdapat sejumlah keanehan dalam peristiwa penembakan ini.

Rep: Mimi Kartika/ Red: Joko Sadewo
 Jurnalis memotret lubang akibat peluru yang menembus ruangan  Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri  terkait temuan peluru nyasar ke Nusantara 1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Jurnalis memotret lubang akibat peluru yang menembus ruangan Anggota DPR RI komis 4 Fraksi Partai Demokrat Vivi Sumantri terkait temuan peluru nyasar ke Nusantara 1 Gedung DPR RI, Jakarta, Rabu (17/10).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengamat pertahanan dan militer dari Institute for Security and Strategic Studies (ISESS) Khairul Fahmi meragukan insiden peluru nyasar ke Gedung DPR RI Senayan, Jakarta hanya sekadar kelalaian. Menurut dia, hal itu bisa dilihat dari lubang-lubang yang ditemukan di ruang DPR akibat peluru tersebut.

"Kalau saya memang sejak awal agak meragukan bahwa ini cuma sekadar kelalaian latihan," ujar Khairul saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (18/10).

Ia mengungkapkan, lubang murni dan retakan pada kaca itu tidak lazim dikatakan akibat pantulan (ricochet) dari peluru yang ditembakkan. Ia mengatakan, disebutkan pihak kepolisian bahwa lubang dan retakan itu karena peluru yang memantul.

"Kemarin disebutkan itu ricochet. Kemudian ke arah atas lagi yang menghasilkan lubang, yang seperti itu saya kira tidak lazim," kata Khairul.

Kalau peluru itu memantul, kata dia, biasanya sudah oleng, tenaganya berkurang, dan arah tembakan bisa sudutnya menyamping. Sehingga, tidak langsung tegak lurus pada kaca yang terkena tembakan tersebut.

"Kalau yang richoset di luar jarak efektif dia robekannya lebih lebar lagi seperti itu," tutur Khairul.

Menurut dia, hasil tembakan dengan lubang murni lazimnya peluru itu tidak memantul terlebih dahulu. Artinya, lubang murni tersebut biasanya akibat tembakan langsung, sejajar, dan dalam jarak tembak efektif.

Ia menerangkan, spesifikasi asli atau standar dari Glock 17 mempunyai daya jangkau efektif sekitar 350 meter. Sehingga menurut dia, peluru yang keluar dari senjata Glock 17 yang ditembakkan dari Lapangan Tembak Senayan tidak akan mencapai Gedung DPR RI.

"Kalau standarnya Glock 17 tidak akan mencapai segitu, artinya itu di luar jangkauannya," kata Khairul.

Namun, lanjut dia, apabila Glock 17 itu dimodifikasi sampai bisa mencapai di luar jangkauan efektifnya memunculkan pertanyaan selanjutnya. "Kalau memang dia menggunakan ini untuk olahraga atau latihan pertanyaanya kenapa dia pakai yang Glock 17 modifikasi?" tutur Khairul.

Sebelumnya, pihak kepolisian menyatakan dari hasil pemeriksaan dipastikan peluru-peluru yang nyasar di Gedung DPR dari senjata yang sama yakni Glock 17 yang dimodifikasi. Direktur Kriminal Umum (Dirkrimum) Polda Metro Jaya Kombes Pol Nico Afinta pada Selasa (16/10) mengatakan, Glock 17 yang digunakan tersangka dimodifikasi dengan penambahan alat switch customize.

Nico menjelaskan, alat tersebut bisa dipasang pada senjata api. Apabila belum bisa menggunakannya maka yang terjadi seluruh peluru di dalam senjata api itu bisa keluar semua tanpa kendali.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement