Kamis 18 Oct 2018 14:13 WIB

Titik Api di Lereng Merbabu Semakin Berkurang

Kawasan Merbabu yang terbakar kurang lebih mencapai 400 hektare.

Rep: Bowo Pribadi/ Red: Indira Rezkisari
Helikoper tipe MI 8 EY-225 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbang dengan membawa wadah air usai melakukan pemadamam kebakaran di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM), Thekelan, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/10/2018).
Foto: Antara/Aditya Pradana Putra
Helikoper tipe MI 8 EY-225 milik Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) terbang dengan membawa wadah air usai melakukan pemadamam kebakaran di Taman Nasional Gunung Merbabu (TNGM), Thekelan, Getasan, Kabupaten Semarang, Jawa Tengah, Rabu (17/10/2018).

REPUBLIKA.CO.ID, UNGARAN — Upaya pemadaman api di lereng gunung Merbabu, di wilayah Kecamatan Getasan, Kabupaten Semarang melalui dukungan helikopter water bombing kembali harus berpacu dengan kondisi cuaca. Akibatnya, proses pengeboman air sempat terhenti, setelah cuaca di lereng Merbabu dianggap tidak mendukung bagi upaya pemadaman dengan helikopter water bombing.

“Hari ini, kami kembali melakukan pengeboman air tapi hanya mampu dua kali. Karena terkendala cuaca,” ungkap Insidental Commando Satgas Pemadaman Kebakaran gunung Merbabu, Letkol (Inf) Prayoga Erawan, Kamis (18/10).

Namun, kru dan helikopter water bombing dukungan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) tersebut tetap disiagakan setiap saat guna mendukung pemadaman. Artinya, pengeboman akan kembali dilakukan apabila kondisi cuaca di atas lokasi hutan yang terbakar sudah membaik.

“Kalau kita panggil lagi bisa, mereka pun siap  tergantung personil di lapangan dalam membantu memantau perkembangan cuaca,” kata Prayoga, yang juga Komandan Kodim (Dandim) 0714/Salatiga ini.

Upaya pemadaman secara manual hingga Kamis pagi ini masih terus dilakukan oleh satgas gabungan melalui Posko Tekelan, di Dusun Tekelan, Desa Batur. Sedikitnya 80 personil tim gabungan kembali diberangkatkan naik menuju lokasi yang masih terbakar. Berdasarkan informasi dari tim di lapangan,  titik api masih terpantau di hutan yang terbakar di atas Dusun Gedong, Desa Tajuk.

Sementara untuk kawasan terbakar di wilayah Dusun Macanan, Desa Tajuk, tinggal menyisakan bara. Sedangkan untuk hutan yang terbakar di wilayah Dusun Tekelan, desa Batur, masih terus dipastikan oleh personil satgas pemadaman.

Sejauh ini, ia belum menerima informasi terbaru, terkait perkembangan dari lokasi di Tekelan ini. “Sejak naik tadi pagi, sampai saat ini belum ada konfirmasi lebih lanjut,” tambahnya.

Prayoga juga menyampaikan, berdasarkan informasi dari lapangan hingga Rabu (17/10) malam, titik api sudah jauh berkurang dan hanya hanya tinggal menyisakan bara.

Infomasi dari kru helikopter water bombing, Kamis pagi masih melihat titik api sedikit di atas wilayah Dusun Gedong. Apabila upaya pemadaman tidak dituntaskan dikhawatirkan akan bisa menjadi api dan wilayah yang terbakar kembali meluas.

Selesai pemadaman pun tidak akan ditinggalkan begitu saja. Petugas akan mengecek kembali dan memastikan apakah masih ada bara api.

Kalau masih ada bara api akan dibongkar dan ditutup (timbun) dengan tanah. Sehingga tidak ada kesempatan bara ini menjadi api yang akhirnya bisa membesar dan berkobar lagi.

Sampai dengan hari ini, kawasan hutan Merbabu dan padang savana yang terbakar kurang lebih mencapai 400 hektare. “Yang berhasil  kita padamkan hari ini informasinya sekitar 10 hingga 20 hektare,” tandas Paryoga.

Sementara itu, Kepala Balai taman Nasional Gunung Merbabu, Edy Sutiyarto menambahkan, untuk tumbuhan yang terbakar di lereng Merbabu mulai dari semak belukar hingga vegetasi hutan gunung. Seperti akasia, bimtami, tesek puspa, kemlandingan gunung dan lain-lainnya. “Terkait berapa jumlah vegetasi yang telah terbakar atau rusak, tentunya masih perlu pencermatan lagi,” jelasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement