REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Erick Thohir mengatakan, tahun 2018 adalah tahun penuh hikmah. Sebab, di tahun ini bangsa Indonesia menghadapi bencana beruntun sekaligus prestasi yang mencuri perhatian dunia.
Erick mengatakan, rentetan gempa bumi di Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB) serta gempa bumi dan tsunami di Kabupaten Donggala dan Kota Palu, Sulawesi Tengah menimbulkan duka mendalam bagi masyarakat Indonesia. Namun, meski dihadapkan pada bencana pemerintah masih terap berupaya menanganinya.
"Kita melihat Pak Presiden terjun dua kali ke Palu. Beliau langsung merangkul bersama rakyat memberikan contoh nyata bentuk empati dan solidaritas yg dibutuhkan untuk segera mengurangi kesedihan saudara-saudara kita," kata Erick dalam pembukaan Pentas Seni untuk korban bencana NTB dan Sulteng di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (17/10) malam.
Lebih lanjut, Erick menuturkan, di saat Indonesia berduka, namun masih tetap bisa menorehkan prestasi di kancah dunia. Pertama, kesuksesan penyelenggaraan Asian Games 2018. Erick yang juga menjabat sebagai Ketua Inasgoc menyatakan bahwa Asian Games berhasil mencuri perhatian mata dunia.
Tak sampai di situ, penyelenggaraan Asian Para Games dengan prestasi para atlet penyandang disabilitas turut mengharumkan nama bangsa. Sesaat usai Asian Para Games selesai digelar, Presiden langsung menginstruksikan para menteri berikut gubernur DKI Jakarta untuk menindaklanjuti segala bentuk kebutuhan masyarakat berkebutuhan khusus.
Di samping suksesnya pesta olah raga, Indonesia kembali mendapat pujian dunia atas digelarnya pertemuan tahunan IMF-World Bank di Bali. Pimpinan IMF dan World Bank pun mengakui kegiatan tersebut sangat sukses dan terbaik yang pernah ada.
Selain tiga gelaran internasional itu, Indonesia juga sudah mampu melaksanakan Pilkada serentak di tahun ini dengan aman dan lancar. Erick menilai, itu menunjukkan bahwa ada peningkatan kualitas demokrasi masyarakat Indonesia.
"Tahun 2018 ini adalah tahun yang penuh hikmah," kata Erick.