Rabu 17 Oct 2018 15:25 WIB

Skenario Pengakuan Pembunuhan Khashoggi

Kerajaan Arab Saudi akan membeberkan apa yang terjadi pada Khashoggi sebenarnya.

Khashoggi
Foto: AP/Reuters/AFP
Khashoggi

REPUBLIKA.CO.ID,

Oleh Kamran Dikarma, Lintar Satria

RIYADH -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo bertemu Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud dan Putra Mahkota Pa ngeran Muhammad bin Salman (MBS), Selasa (16/10). Mereka membahas kasus hilangnya jurnalis Jamal Khashoggi. Sementara di Turki, polisi menggeledah konsulat Saudi di Istanbul.

Setelah bertemu Raja Salman, Pompeo bertemu Menteri Luar Negeri Saudi Adel al-Jubeir. Ia kemudian dijadwalkan terbang ke Turki.

Presiden AS Donald Trump sebelumnya berspekulasi bahwa ada "pembunuh biadab" yang bertanggung jawab dalam hilangnya Khashoggi. Hal itu diungkap Trump setelah berbicara melalui telepon dengan Raja Salman.

Khashoggi, jurnalis Saudi yang kini menjadi kolumnis di the Washington Post, dilaporkan hilang saat mendatangi gedung Konsulat Jenderal Saudi di Istanbul, Turki, pada 2 Oktober. Pejabat kepolisian Turki mengklaim bahwa Khashoggi telah dibunuh di dalam gedung konsulat. Namun, tudingan tersebut segera dibantah oleh pejabat konsulat Saudi di Istanbul.

Belakangan, Saudi dilaporkan bakal mengakui telah membunuh Khashoggi. Stasiun televisi CNN melaporkan, Kerajaan Arab Saudi akan membeberkan apa yang terjadi pada Khashoggi sebenarnya.

Laporan tersebut akan menyimpulkan operasi interogasi itu dilakukan tidak sah dan siapa pun yang terlibat akan dimintai pertanggungjawaban. Namun, ada kemungkinan rencana pengakuan ini masih bisa berubah.

Media massa AS lainnya, the Wall Street Journal, juga melaporkan Khashoggi tewas saat diinterogasi. Dalam berita terpisah, New York Times melaporkan pejabat-pejabat pemerintahan Arab Saudi sedang menyusun skenario untuk menutupi keterlibatan MBS dalam kasus ini.

Kabarnya skenario tersebut akan menuduh salah satu teman Pangeran yang telah melakukan pembunuhan. Namun, menurut New York Times, skenarionya akan dibuat seakan-akan MBS telah menyetujui interogasi tersebut dan meminta Khashoggi dibawa pulang ke Arab Saudi.

Pejabat intelijen yang juga teman MBS tersebut ingin membuktikan dirinya kompeten tetapi justru gagal menjalankan perintah. Baik CNN maupun New York Times menggunakan sumber yang tidak disebutkan namanya.

Saudi dan Turki sendiri telah membentuk tim investigasi gabungan guna menyelidiki kasus Khashoggi. Izin penggeledahan akhirnya keluar setelah Presi den Turki Recey Tayyep Erdogan mene lepon Raja Salman. Setelah pem bicaraan tersebut, keduanya memuji pembentukan investigasi gabungan Turki-Arab Saudi.

Tim investigasi Saudi telah meninggalkan gedung konsulat di Istanbul pada Selasa, setelah melakukan pemeriksaan selama sembilan jam. Di antara tim investigasi Saudi, terdapat pula 10 penyidik dari kepolisian Turki dan seorang jaksa yang menyelidiki kasus ini.

Kantor berita Turki, Anadolu Agency, melaporkan, pada Senin (15/10), otoritas Saudi telah mengizinkan tim petugas kebersihan memasuki gedung konsulat. Petugas kebersihan itu membawa sejumlah besar zat kimia.

Namun, tak ada keterangan lebih lanjut tentang apa yang sedang dilakukan tim investigasi Saudi di gedung konsulat. Hadirnya petugas kebersihan dengan sejumlah besar zat kimia terjadi beberapa jam sebelum Saudi mengizinkan penyidik Turki memasuki gedung konsulat.

Kelompok hak asasi manusia (HAM) berbasis di Inggris, Campaign Against Arms Trade (CAAT), mengatakan, penyelidikan yang dilakukan otoritas Arab Saudi atas hilangnya Khashoggi tak dapat dipercaya. Hal itu berkaitan dengan banyaknya kasus pelanggaran HAM yang dilakukan Saudi, termasuk dalam Perang Yaman.

"Kediktatoran Saudi memiliki salah satu catatan HAM terburuk di dunia dan tidak dapat dipercaya untuk menyelidiki dirinya sendiri terkait pelanggaran," kata koordinator media CAAT Andrew Smith pada Senin (15/10), dikutip laman al-Araby.

Batalkan perayaan

Sementara itu, Kedutaan Besar Arab Sudi di AS membatalkan acara perayaan hari nasionalnya. Pihak kedutaan tidak memberikan penjelasan detail mengenai alasan pembatalan acara tersebut.

"Harap diketahui bahwa resepsi untuk Hari Nasional Kerajaan Arab Saudi pada Kamis, 18 Oktober, mulai pukul 18:00–20:00 malam telah dibatalkan," kata kedutaan Saudi kepada para diplomat yang diundang ke acara itu dan diperoleh Reuters.

Kendati demikian, pihak kedutaan tak memberi keterangan atau penjelasan mengapa acara itu dibatalkan. Kedutaan pun belum menanggapi permintaan klarifikasi dari media.

Hari Nasional Saudi adalah hari libur di Arab Saudi. Hari itu dirayakan untuk memperingati penggantian nama negara oleh Raja Abdul Aziz ibn Saud pada 1932. n reuters/ap ed: yeyen

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement