Rabu 17 Oct 2018 12:22 WIB

Dinkes: Penderita Gizi Buruk di Serang Tinggi

Kemiskinan menjadi penyumbang utama gizii buruk.

Ilustrasi pengidap gizi buruk
Foto: Antara/Novrian Arbi
Ilustrasi pengidap gizi buruk

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Provinsi Banten mengemukakan, jumlah penderita gizi buruk di daerah itu masih cukup tinggi atau mencapai 229 orang. Kepala Seksi Gizi Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Serang, Puji Kuntarso mengatakam data tersebut berdasarkan hasil pendataan di 31 Puskesmas pada Juli 2018.

"Data terakhir yang kami dapatkan dari 31 Puskesmas yang tersebar di 29 kecamatan di Kabupaten Serang, jumlah penderita gizi buruk sebanyak 229 orang," katanya, Rabu (17/10).

Puji menjelaskan, dari jumlah penderita gizi buruk tersebut, yang terbanyak berada di Kecamatan Pontang, yakni 20 orang, Tirtayasa 17 Orang, Lebak Wangi 14 orang, dan Baros 13 orang. Kemudian, di Kecamatan Petir sebanyak 11 orang, Jawilan 10 orang, Kramat Watu 10 orang, dan Pamarayan 10 orang.

Ia juga menjelaskan, dari pantauan Dinas Kesehatan Kabupaten Serang pada beberapa kecamatan yang mejadi penyebab utama terjadinya penyakit gizi buruk adalah faktor ekonomi atau kemiskinan sehingga keluarga tidak mampu memberikan asupan makanan yang bergizi terhadap anak. Faktor lain, terjadinya perceraian sehingga menyebabkan anak tidak terawat dengan maksimal.

Selain itu, ada juga faktor orang tua, terutama ibu yang harus bekerja bahkan sampai bekerja ke luar negeri sehingga anak hanya dititipkan kepada neneknya atau saudaranya. "Kami dari dinas kabupaten merasa kesulitan untuk menangani gizi buruk ini karena memang penyebab utamanya adalah faktor ekonomi atau kemiskinan," ujarnya.

Puji menambahkan, salah satu penanganan yang dilakukan pemerintah adalah apabila ada laporan dari Puskesmas akan segera memberikan rujukan ke rumah sakit umum setelah sebelumnya diberikan makanan tambahan seperti susu bubuk atau susu cair, bubur susu, dan lainnya.

"Upaya yang kami lakukan adalah memberikan arahan kepada para kader Posyandu yang ada di tingkat RW yang rutin dilakukan setiap bulan," katanya.

Faktor lain yang menyebabkan terjadinya penyakit gizi buruk adalah minimnya ketersediaan sarana air bersih. Masih banyak masyarakat di beberapa wilayah di daerah ini mengunakan sumber air yang kurang memadai.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement