Rabu 17 Oct 2018 08:50 WIB

TNI Dirikan 1.300 MCK Darurat di Palu

MCK merupakan salah satu kebutuhan yang krusial bagi warga pengungsi.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Esthi Maharani
Pengungsi korban gempa mengambil air bersih dan air siap minum / Ilustrasi
Foto: Antara/Mohamad Hamzah
Pengungsi korban gempa mengambil air bersih dan air siap minum / Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Tugas Gabungan Terpadu (Kogasgabpad) di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng), kembali mendirikan sarana umum mandi, cuci, kakus (MCK) darurat bagi para pengungsi. Setidaknya 1.300 MCK darurat dibangun di Palu.

Dalam keterangan pers yang diterima Republika Rabu (17/10), prajurit TNI yang membangun 1.300 MCK darurat kali ini merupakan prajurit dari Batalyon Artileri Pertahanan Udara 16/Sula Bhuana Cakti (Yonarhanud 16/SBC). Salah satu lokasi pengungsian yang didirikan MCK darurat sederhana, yang terbuat dari kayu, ada di Poski Lapangan Dinamika, Desa Kayumalue, Kawatuna, Kota Palu.

Banyaknya pengungsi yang tinggal di tenda darurat tersebut membuat warga rentan terkena wabah penyakit. Ditambah lagi jika belum ada MCK di lokasi itu. Padahal MCK merupakan salah satu kebutuhan yang krusial bagi warga pengungsi. Karena itu pembuatan sarana umum MCK darurat dinilai penting.

Sebelumnya, prajurit TNI juga telah mendirikan tenda hunian sementara (huntara). Ada 104 tenda huntara didirikan bagi pengungsi yang berada di Desa Bangga, Kecamatan Bolo Selatan, Kabupaten Sigi, Sulteng.

"Tenda huntara tersebut nantinya akan diperuntukan untuk 400 orang pengungsi sebagai tempat tinggal sementara," kata Komandan Sektor Wilayah Sigi Kolonel Inf Verianto Napitupulu dalam keterangan persnya, Ahad (14/10).

Menurut Verianto, pembangunan tenda huntara bagi para pengungsi bertujuan agar warga korban bencana gempa bumi dan tsunami dapat merasa nyaman untuk tinggal ditempat yang lebih layak. Dengan begitu, masyarakat secara psikologis menjadi nyaman tinggal di tempat yang layak dibanding tinggal di pengungsian yang berdesak-desakan.

"Huntara yang kita dirikan ini sekaligus untuk mengurangi trauma warga masyarakat pascabencana gempa bumi dan tsunami yang mengguncang Kota Palu, Kabupaten Donggala, dan Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah, beberapa waktu lalu," ujarnya.

Pembangunan 104 tenda huntara tersebut dilakukan oleh 60 personel TNI yang berasal dari tiga satuan, yaitu Batalyon Infanteri Para Raider 431/Satria Setia Perkasa Divif 3 Brigif 3 Kostrad, Batalyon Zeni Tempur 8/Sakti Mandra Guna Kodam XIV/Hasanuddin dan Detasemen Markas Brigif 22/Otamansa Gorontalo serta dibantu warga masyarakat yang tinggal di Desa Bangga, Kabupaten Sigi.

Selain membangun tenda hunian sementara untuk para pengungsi di Kabupaten Sigi, TNI juga mendirikan Mandi, Cuci, Kakus (MCK) serta pembuatan tandon air bersih. Disamping itu, prajurit TNI yang tergabung dalam Komando Satuan Tugas Gabungan Terpadu juga melakukan pembersihan sekolah dan fasilitas umum yang ada di Kabupaten Sigi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement