REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) didampingi Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono, Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Menteri Sosial Agus Gumiwang Kartasmita, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan meninjau fasilitas penunjang bagi penyandang disabilitas di Kompleks Gelora Bung Karno (GBK), Jakarta, Selasa (16/10).
Presiden menilai, fasilitas penunjang penyandang disabilitas di kawasan GBK Senayan Jakarta sudah cukup baik. "Kita ingin melihat fasilitas untuk penyandang disabilitas terutama yang berkaitan dengan fasilitas yang ada di Senayan, baik toilet, mushola, trotoar, fasilitas menuju ke bangku penonton, saya kira 80 persen sudah baik," kata Presiden.
Dari hasil kunjungan tersebut, Presiden memberikan sejumlah catatan evaluasi untuk perbaikan fasilitas penyandang disabilitas di kawasan GBK seperti perbaikan pada pintu toilet yang seharusnya pintu geser dan wastafel yang dinilai masih terlalu tinggi, khususnya bagi mereka yang menggunakan kursi roda.
Kompleks GBK sebelumnya menjadi salah satu tempat pertandingan Asian Para Games ke-3 tahun 2018. Pembangunan venue dan non venue oleh Kementerian PUPR untuk mendukung penyelenggaraan Asian Para Games telah dilengkapi fasilitas untuk penyandang disabilitas sesuai standar dan persyaratan berlaku seperti UU No.28/2002 tentang Bangunan Gedung, UU No.8/2016 tentang Penyandang Disabilitas dan Peraturan Menteri PUPR No. 14 tahun 2017 tentang Persyaratan Kemudahan Bangunan.
Presiden Jokowi berharap pemerintah daerah baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota dapat menyediakan fasilitas publik ramah penyandang disabilitas. "Kita ingin mendorong agar semua provinsi, kota, kabupaten itu juga ramah terhadap disabilitas. Ini yang ke depan ingin terus kita dorong sehingga yang kurang apa, nanti secara detail saya diberi masukan oleh Menteri PUPR, Gubernur juga beri masukan," ujar Presiden.
Menteri PUPR Basuki Hadimuljono mengatakan, Kompleks GBK sebagai venue olahraga berstandar Internasional memerlukan perawatan yang baik. “Pertama adalah perawatan lansekap/taman di Kompleks GBK lebih efektif menggunakan sprinkler dibandingkan mobil tangki. Kedua aspek kebersihan kawasan. Ini tidak mudah, sehingga perlu orang yang kompeten dalam manajemen sport & leisure. Ketiga biaya perawatan. Pihak pengelola harus inovatif, karena venue yang dibangun berciri multifungsi sehingga dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan non keolahragaan,” ujar Menteri Basuki.
Sebanyak 20 venues yang digunakan untuk pertandingan dan latihan serta non venue yang dibangun Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya digunakan untuk pertandingan Asian Paragames ke-3 seperti Venue Panahan, Stadion Utama, Istora, Hockey, Aquatic Center, Basket, dan Tenis Indoor. Fasilitas difabel yang disediakan yakni seperti di Aquatic Center dan stadion utama telah dilengkapi jalur landai (ramps), tribun khusus difabel berkapasitas masing-masing dan 100 dan 264 kursi, serta toilet difable seluas 10,6 m2 di akuatik dan toilet difabel seluas 66,65 m2 di SUGBK.
Selain itu Kementerian PUPR melalui Ditjen Penyediaan Perumahan telah melakukan renovasi sebanyak 1.000 kamar di Wisma Atlet Kemayoran yang digunakan para atlet Asian Para Games juga telah dilengkapi fasilitas difabel. Diantaranya penambahan ramp grab bar kamar mandi pada 200 unit hunian kursi roda, lift untuk akses kursi roda, ramp & treshold pada lantai beda elevasi, tactile pada lantai untuk penuntun arah, railing, signage dan directory pada area publik.