Selasa 16 Oct 2018 17:24 WIB

Menyelami Danau Purba dan Gua Tengkorak

Danau Matano terdalam di Asia Tenggara.

Danau Matano.
Foto: wikipedia
Danau Matano.

REPUBLIKA.CO.ID, LUWU TIMUR -- Berwisata ke Sulawesi Selatan, jangan lupa mampir ke Danau Matano. Matano merupakan danau purba atau danau tua yang terbentuk dari aktivitas tektonik, alias pergeseran lempeng.

Danau Matano yang bermakna mata air itu, terletak di Kabupaten Luwu Timur, Sulawesi Selatan. Dengan kedalaman maksimal 590 meter, ini adalah telaga terdalam di Bumi Pertiwi. Berada pada posisi 382 meter di atas permukaan laut, hal itu berarti Danau Matano memiliki kedalaman 208 meter dari permukaan laut.

Menurut data dari Badan Konservasi Lingkungan Dunia (WWF), danau tersebut juga yang terdalam di Asia Tenggara. Untuk tingkat dunia, ia menempati peringkat kedelapan terdalam di dunia.

Dengan kondisi seperti itu, untuk bisa memenuhi air hingga memiliki volume 98 kilometer kubik membutuhkan waktu sekitar empat juta tahun.

Berdiri di pinggirannya, sejauh mata memandang akan disuguhkan hijaunya cekungan bukit yang masih alami. Jika dibayangkan, itu mirip dengan mangkuk yang mengelilingi pinggiran telaga.

Menurut Bayu Aji, salah satu anggota komunitas selam setempat, fauna endemik di Danau Matano tergolong hewan purba. Salah satunya adalah ikan butini, yang habitatnya hidup di dasar danau. Ikan ini berwarna cokelat dan besarnya bisa mencapai paha orang dewasa.

Bayu Aji yang sempat menjabat Senior Manager Communication PT Vale itu, sempat menuturkan bahwa banyak masyarakat terkejut ketika melihat beningnya Danau Matano.

PT Vale yang merupakan perusahaan pertambangan nikel, berupaya membantu melestarikan dan menjaga kealamian kejernihannya. Salah satu sudut dermaga Danau Matano dikelola oleh PT Vale.

Dengan mengajak masyarakat lokal sekitar menjaga serta mengembangkan potensi warisan alam tersebut maka kelestarian danau diharapkan mampu terjaga. Bayu mengungkapkan peran Danau Matano untuk keseimbangan alam sangatlah besar, salah satunya menjadi sumber Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) yang mampu memasok energi bagi perusahaan dan lingkungan.

Hewan langka lainnya yang mendiami danau purba ini kerang serta kepiting danau yang jarang ditemui di tempat lain. Beberapa ikan yang terlihat dari bibir danau adalah ikan pelangi, karena memiliki sisik berwarna-warni yang biasanya dijadikan ikan hias air tawar.

Danau ini memiliki banyak keistimewaan. Salah satu titik wisatanya bahkan dinamakan dengan Pantai Matano, karena pasirnya mirip pasir pantai dan memiliki dasar yang landai.

Namun, pengunjung perlu berhati-hati, karena tidak semua bibir danau memiliki dasar yang landai. Itu bisa terlihat jelas jika orang berperahu sedikit ke tengah. Saksikanlah, banyak palung cekungan yang langsung menghadap bibir danau dengan dasar yang sudah tidak terlihat oleh mata telanjang.

Gua Tengkorak

Ada yang tampak paling unik. Dari tawaran panorama Matano, ada satu sudut yang kerap dikunjungi turis dan cukup misterius, yaitu Gua Tengkorak. Tidak hanya namanya, namun memang di dalam gua terdapat ratusan tengkorak manusia.

Menurut Wiji, seorang warga setempat, tengkorak manusia tersebut memang sengaja diletakkan di dalam gua. Ratusan tahun yang lalu sebelum agama masuk daerah tersebut, seseorang yang meninggal, jasadnya akan ditaruh di dalam gua. Tidak dikuburkan seperti sekarang.

Untuk menuju gua tengkorak, pengunjung harus menyewa perahu (yacht). Selain itu, pengunjung juga harus memiliki keterampilan berenang, sebab jika air sedang naik, pintu masuk gua tertutup permukaan air. Pelancong yang punya nyali biasanya berenang dan menyelam untuk melewati pintu masuknya.

Di antara palung-palung atau celah dasar danau, terdapat banyak benda purbakala berusia ratusan tahun, di antaranya perlengkapan dapur, tembikar, dan beberapa patung hiasan rumahan.

Salah satu lokasi teraman untuk berenang ataupun 'snorkling' adalah di Pulau Kucing dan Pulau Mangga. Di tempat itu kedalaman airnya lebih dangkal, yakni berkisar enam meter. Pulau ini memiliki tepi bebatuan.

Bebatuan yang tersusun diselimuti oleh lumut yang licin, namun indah dipandang apabila melakukan penyelaman karena langsung berada dengan palung danau. Di sekitar Pulau Kucing terdapat banyak sekali benda purbakala.

Di kedalaman sekitar empat meter, di dasar danau, di antara rongga bebatuan ditemukan tembikar kuno yang masih tersisa separuh badan. Mirip kendi, namun tidak ada corong airnya.

Wiji mengatakan  sebelumnya sudah banyak ditemukan keris kuno yang berlumut di dasar danau. Cukup berbahaya apabila pengunjung tidak pandai berenang di kawasan ini.

Jika ingin bermain air, pakailah pelampung atau perlengkapan selam memadai serta didampingi pemandu lokal. Danau Matano memiliki dua jenis suhu air. Pada kedalaman di atas 100 meter, suhunya berbeda, serta kadar oksigen airnya tipis. Hal itu menyebabkan tidak akan terasa dingin ketika berenang. Selain itu, badan terasa lebih ringan daripada saat berenang di air dengan kadar oksigen tinggi.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement