Selasa 16 Oct 2018 15:59 WIB

Risma Tanggapi Video Pramuka Teriak 2019 Ganti Presiden

Menurut Risma, tidak semestinya melibatkan anak-anak ke dalam politik praktis.

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Ratna Puspita
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kedua kanan)
Foto: Antara/Zabur Karuru
Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini (kedua kanan)

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menyayangkan viralnya video puluhan pelajar berseragam pramuka yang meneriakkan yel-yel 2019 ganti presiden. Risma pun nerharap kejadian serupa tidak terjadi di Surabaya. 

Menurutnya, tidak semestinya melibatkan anak-anak ke dalam politik praktis. “Saya meminta kepada seluruh pihak untuk tidak mengajak anak-anak Surabaya terjun dalam politik praktis. Sebab, anak-anak harus konsentrasi untuk masa depannya,” kata Risma di Surabaya, Selasa (16/10).

Risma mengaku, kejadian tersebut cukup membuatnya was-was. Wali kota perempuan pertama di Kota Pahlawan itu pun meminta dengan hormat kepada para politikus untuk tidak melibatkan anak-anak dalam politik praktis.

Alasannya, agar anak-anak bisa konsentrasi secara penuh untuk masa depannya. “Saya ingin anak-anak Surabaya jadi pemenang dan bisa sejajar dengan anak-anak di dunia. Itu bisa dilakukan dan mungkin untuk diwujudkan,” ujar Risma.

Perempuan kelahiran Kediri itu pun mengatakan, anak-anak semestinya fokus dalam menyiapkan masa depannya, daripada dilibatkan ke dalam politik praktis. 

Itu pulalah yang menjadi alasan Risma melakukan persiapan jauh-jauh hari untuk melindungi anak-anak agar tidak terjabak ke dalam perbuatan yang tidak semestinya dilakukan. Salah satunya menggratiskan biaya pendidikan agar ke depan mereka siap menghadapi berbagai macam persaingan yang jauh lebih berat. 

Sebab, menurutnya, kalau sampai anak-anak Indonesia, khususnya Surabaya, kalah dalam persaingan tersebut, maka dirinya meyakini anak-anak akan dijajah kembali dengan cara yang berbeda. Risma pum menekankan agar anak-anak di Surabaya tidak boleh dijajah atau terjajah kembali. 

Caranya, kata dia, anak-anak harus survive agar menjadi tuan dan nyonya di tanahnya sendiri. “Makanya sekarang ini, saya terus persiapkan secara matang dan bertahap untuk anak-anak di berbagai bidang,” kata Risma.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement