Selasa 16 Oct 2018 13:27 WIB

Semarang Belajar Penanganan Lansia di Surabaya

Meski tidak memiliki Raperda untuk Lansia tetapi ada banyak program lansia

Rep: Dadang Kurnia/ Red: Esthi Maharani
Pemkab Semarang melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Surabaya, yang diterima Wali Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Selasa (16/10).
Foto: Doc. Humas Pemkot Surabaya
Pemkab Semarang melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Surabaya, yang diterima Wali Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Selasa (16/10).

REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA -- Wakil Bupati Semarang Ngesti Nugraha beserta rombongan melakukan kunjungan kerja ke Pemerintah Kota (Pemkot) Surabaya, yang diterima Wali Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Selasa (16/10). Ngesti Nugraha menjelaskan, maksud dan tujuan kedatangannya tersebut untuk belajar terkait penanganan kesejahteraan Lansia.

“Kami mohon informasi agar menjadi masukan yang baik, sehingga mampu diterapkan di Semarang,” ujar Ngesti di sela-sela kunjungannya.

Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini menjelaskan, secara khusus Pemkot Surabaya tidak memiliki Raperda untuk lansia. Namun, ada beberapa program penanganan bagi lansia. Contohnya, 59.167 lansia miskin dan tidak mampu diberi makanan gratis sebulan empat kali, pemeriksaan gratis sebulan sekali, dimana dokter datang ke tempat mereka masing-masing. 

“Selain itu ada pelatihan senam lansia di kampung dan kita sediakan trainer, lalu ada griya werdha untuk menampung 123 lansia serta taman lansia. Semua kita fasilitasi," kata Risma. 

photo
Pemkab Semarang melakukan kunjungan kerja ke Pemkot Surabaya, yang diterima Wali Surabaya Tri Rismaharini di Balai Kota Surabaya, Selasa (16/10). (Humas Pemkot Surabaya)

Risma melanjutkan, para lansia juga difasilitasi pelayanan kesehatan BPJS Penerima Bantuan Iuran (PBI) yang semua biayanya ditanggung Pemkot Surabaya. Sementara itu, untuk permakanan bagi lansia, kata dia, sistem kepengurusan di lapangan diserahkan kepada masyarakat.

Hal ini, lanjut Risma, untuk memangkas sistem birokrasi. Artinya, melibatkan warga untuk mengayomi sesamanya serta mengurangi biaya yang dikeluarkan. “Intinya, jangan sampai ada lansia terlantar di Surabaya,” ujar Risma.

Risma mengaku, dengan adanya berbagai program kesejahteraan lansia tersebut, angka harapan hidup lansia di Surabaya semakin panjang dari tahun ke tahun. “Kalau dulu 71 sudah meninggal kini usia 73. Semoga bisa kita pertahankan,” kata perempuan kelahiran Kediri tersebut.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement