Senin 15 Oct 2018 21:00 WIB

Semangat Kebersamaan Itu Jangan Hilang

Asian Para Games ajang memenangkan semangat kesetaraan dalam kemanusiaan.

Wartawan Republika, Hazliansyah
Foto: Dok. Pribadi
Wartawan Republika, Hazliansyah

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Hazliansyah*

Asian Para Games 2018 telah berakhir. Upacara penutupan berlangsung meriah pada Sabtu (13/10) kemarin di Stadion Madya Senayan, Jakarta. Kompetisi multi-cabang olahraga untuk para atlet penyandang disabilitas ini ditutup dengan satu upacara yang diisi berbagai hal dan suguhan menarik.

Mulai dari deretan bintang tamu seperti Judika; Sheryl Shienafia; Naura; Cokelat; NTR Rio Febrian; Zizi Raziq; hingga bintang K-Pop, Ace of Angels (AOA);. Tidak lupa pesta kembang api yang disuguhkan di penghujung acara.

Wakil Presiden Jusuf Kalla dalam sambutanya di upacara penutupan mengatakan pelaksanaan Asian Para Games 2018 di Indonesia berlangsung dengan baik. Sukses pelaksanaan telah dijalankan dengan baik oleh INAPGOC, selaku panitia pelaksana Asian Para Games 2018, yang didukung sejumlah kementerian/lembaga dan pihak-pihak lainnya. Serta yang tidak kalah penting adalah dukungan lebih dari 8.000 relawan dan petugas lapangan yang telah ikut mempersiapkan dan mengawal pelaksanaan Asian

Para Games 2018.

Sedari awal INAPGOC selaku panitia pelaksana memang berusaha untu bisa menjalankan tiga sukses dalam penyelenggaraan Asian Para Games 2018. Yakni sukses pelaksanaan, sukses prestasi dan sukses administrasi.

Dari sisi pelaksanaan, seperti yang diutarakan Wapres Jusuf Kalla, Indonesia dinilai berhasil menyelenggarakan Asian Para Games dengan baik. Bahkan sejak Asian Games pada bulan Agustus silam.

Mulai dari sarana dan prasana kebutuhan atlet di pertandingan ataupun infrastruktur dalam layanan transportasi, wisma para atlet hingga makanan, semuanya bisa terlayani dengan baik. Meski di awal-awal penyelenggaraan, diakui Ketua INAPGOC Raja Sapta Oktohari, banyak atlet dan ofisial yang mengeluhkan soal sarana tranportasi.

"Namun di hari ketiga, hanya dalam dua hari, keluhan itu dilayani dengan baik dan pada akhirnya semua peserta mengaku puas," kata Okto.

Begitu juga soal makanan dan tempat menginap para atlet. Suguhan hiburan yang disajikan setiap mulai pukul 19.00 WIB di wisma para atlet disambut antusias para atlet. Para atlet benar-benar merasa mendapat suasana kompetisi sekaligus kekeluargaan yang begitu menyenangkan.

Sukses penyelenggaraan ini sejalan dengan sukses prestasi. Seperti diketahui, kontingan Para Games Indonesia sukses melebihi target perolehan medali yang sebelumnya ditetapkan.

Indonesia hingga berakhirnya Asian Para Games 2018 berhasil menempati urutan kelima perolehan medali dengan 37 emas, 47 perak dan 51 perunggu. Bahkan Wapres Jusuf Kalla di acara penutupan sempat menyampaikan permohonan maaf kepada Presiden tentang target yang meleset.

"Tapi melesetnya ke atas, melebih target yang ditentukan sebelumnya," kata Jusuf Kalla.

Tidak hanya bagi Indonesia, sukses prestasi juga dirasakan kontingen dari negara-negara lain. Sejumlah negara seperti Laos dan Timor Leste mendapatkan medali pertama dalam sejarah keikutsertaan mereka di Asian Para Games.

Kontingen Filipina dan kontingen Kuwait juga meraih medali emas pertama mereka di Indonesia sepanjang mengikuti Asian Para Games. Asian Para Games 2018 juga menjadi keikutsertaan pertama bagi kontingen Bhutan, selain jumlah peserta terbesar yaitu 43 negara peserta. Asian Para Games 2018 juga menjadi sejarah bagi atlet-atlet

Korea, untuk bertanding dan bersatu sebagai satu tim dalam pertandingan para game.

Selama Asian Para Games 2018 juta tercipta 15 rekor dunia dan rekor-rekor lainnya.

Raja Sapta Oktohari pun dalam pernyataanya juga berkomitmen untuk mempersiapkan laporan-laporan agar sukses terakhir, yakni sukses administrasi juga terwujud dengan baik. "Pekerjaan kami belum selesai di upacara penutupan, tapi masih berlanjut dengan laporan-laporan yang harus kami sampaikan," kata Okto.

Namun dari itu semua, pelaksanaan Asian Para Games 2018 kemarin memiliki arti yang jauh lebih mendasar dan luas. Yakni sebagai ajang untuk memenangkan semangat kesetaraan dalam kemanusiaan, yang merangkul keberagaman, menghancurkan stigma dan prasangka.

Semua orang pasti sepakat bagaimana semangat kesetaraan itu begitu tergambar selama satu pekan penyelenggaraan Asian Para Games 2018. Bagaimana para atlet dengan keterbatasan yang dimiliki mampu mensejajarkan diri dengan raihan prestasi dan skill yang dimiliki.

Bagaimana para relawan sangat aware dengan rekan-rekan disabilitas yang hadir ke venue. Melihat mereka dengan antusias belajar dan berupaya berkomunikasi dengan bahasa isyarat. Walaupun masih dalam hal sederhana seperti tepuk tangan dan terima kasih.

Akan tetapi ini hanyalah bagian kecil dari masih banyak lagi hal  lainnya yang harus diperhatikan secara bersama soal kesetaraan antara non disabilitas dan disabilitas. Asian Para Games harus jadi momentum dan kita untuk terus menjaga semangat kebersamaan itu untuk ada.

Presiden Komite Paralimpiade Asia (APC) Majid Rashed sesaat sebelum upacara penutupan mengatakan Asian Para Games 2018 mengatakan, Indonesia sudah sangat baik dalam memperhatikan dan memenuhi kebutuhan bagi masyarakat disabilitas.

Sehingga menjadi sangat penting untuk bisa bagi Indonesia memperluas semangat itu bersama masyarakat secara umum dan pemerintah ke berbagai sektor. Mulai dari hal mendasar seperti pendidikan, kesehatan, kesempatan kerja, hingga hiburan dan lainnya.

APC dikatakannya siap bekerja sama dengan pemerintah dalam membantu menyiapkan panduan yang bisa diterapkan pemerintah guna memenuhi kesetaraan antara non disabilitas dan disabilitas.

*) Penulis adalah redaktur Republika.co.id

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement