REPUBLIKA.CO.ID, PURBALINGGA -- Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Dinkop UKM) Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, melakukan kegiatan pendampingan pengembangan usaha kecil yang tersebar di 12 desa kategori desa miskin.
''Kegiatan pendampingan ini kita berikan sesuai dengan program Pemkab untuk melakukan percepatan pengentasan desa miskin,'' jelas Kepala Bidang Usaha Mikro Kecil dan Menengah pada Dinkop UKM Kabupaten Purbalingga, Adi Purwanto, Senin (15/10).
Disebutkan, dalam kegiatan pendampingan itu, ada empat tahapan yang akan dilakukan. Antara lain, memberikan pelatihan produksi, bimbingan selama proses usaha, pembinaan manajemen yang dilakukan melalui kerja sama dengan Universitas Peradaban Bumiayu, dan achievement motivation.
Menurutnya, dalam upaya pendampingan ini, pihaknya melihat potensi lokal yang ada di 12 desa tersebut. Setelah diinventarisir, kemudian dilakukan pemilahan untuk untuk menentukan UMKM yang memang potensial untuk dikembangkan.
''Misalnya, bila di satu desa potensi yang menonjol berupa produk bambu, ya kita melakukan pelatihan terkait bambu. Demikian juga, bila potensinya buah nanas atau mungkin produk lain, maka kita beri pelatihan yang sesuai dengan potensi tersebut,'' jelasnya.
Setelah dilakukan pemilahan, dari 12 desa miskin yang akan mendapat pendampingan, baru empat desa yang sudah mampu melakukan produksi dari potensi yang ada. ''Sedangkan delapan desa yang lainnya itu masih kita bina terus dalam proses produksi kemudian dari sisi pemasarannya masih kita bina terus karena konsepnya sendiri ‘Bisa Gawe Bisa Adol’,'' jelas Adi.
Terhadap UMKM tersebut, Adi juga menyatakan, Dinkop UKM juga akan memberikan berbagai fasilitasi. Antara lain berupa fasilitas kemasan, hak merek, perizinan, sertifikasi halal, dan fasilitas lainnya. ''Bahkan bila bagi UMKM yang sudah siap, kami juga akan membantu peralatan produksi,'' katanya.
Menurutnya, pendampingan terhadap 12 desa ini akan terus dilakukan hingga akhir 2018. Sedangkan desa-desa miskin lainnya, akan mendapatkan fasilitasi serupa pada tahun-tahun selanjutnya. ''Desa-desa yang menjadi sasaran, diutamakan yang masuk kategori desa miskin. Namun fokusnya, kemungkinan di bidang pariwisata,'' jelasnya.