REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Foto kegiatan muda-mudi di Mall Artos Magelang yang mengarah ke perilaku LGBT (Lesbian Gay Biseksual dan Transgender) sempat viral di media sosial. Kegiatan yang berasal dari acara Korean Singing and Dance Competition, Sabtu (13/10) hingga Ahad (14/10) tersebut diisi dengan Pocky Challange, sesama pria dan sesama wanita menggigit ujung stick makanan hingga terkesan seperti berciuman.
Foto ini kemudian memancing tindakan dari Front Pembela Islam (FPI) Magelang, bersama pihak keamanan setempat untuk menghentikan acara tersebut. Pihak Artos Mall yang dikonfirmasi Republika mengaku keolongan dengan acara Pocky Challange yang diakui tidak disampaikan oleh pembuat acara/event organizer (EO) Korean Singing and Dance Competition.
"Karena di rundown yang diberikan ke kita, EO tidak memasukkan adanya Pocky Challange tersebut. Dan dari pihak EO sudah meminta maaf ke pengelola Artos (Armada Town Square) Mall dan sudah diselesaikan dengan baik-baik," ujar Kepala Marketing Komunikasi Artos Mall, Wing Pranata kepada wartawan, Senin (15/10).
Dijelaskannya Pocky Challange (memakan stick Pocky dikedua ujungnya) tersebut hanyalah aksi spontanitas panitia, meniru apa yang sedang hits di Korea saat ini. Alih-alih menghindari agar tidak memunculkan aksi sensual memasangkan pria dan wanita, pihak panitia lantas memasangkan pria dengan pria dan wanita dengan wanita.
Namun ternyata, kata Wing aksi tersebut justru malah dilihat sebagai perilaku yang mengarah ke aksi LGBT. Karena itu, ia mengatakan selain mengingatkan EO, pihak Mall pun ikut menyayangkan kesalahpahaman berita di media sosial soal aktivitas LGBT di Artos Mall. "Karena tidak ada sama sekali aktivitas LGBT di mall dan acara tersebut," tegasnya.
Wing menjelaskan, kronologisnya terkait kabar pihak Front Pembela Islam (FPI) Magelang yang mendatangi lokasi acara. Menurutnya karena foto yang sudah viral tersebut, muncul kesalahpahaman dan pihak ormas datang ke dalam area Mall tapi didampingi oleh Kapolsek setempat. Dan dari pihak Mall, diakui dia, telah menghentikan acara tersebut.
"Saat itu juga kita langsung bongkar panggung acara dengan disaksikan pihak kepolisian dan FPI," katanya.
Pihak Artos Mall juga ikut berterimakasih kepada masyarakat yang sudah ikut peduli, terutama aparat yang sigap dan Front Pembela Islam (FPI) Magelang. Persoalan ini sudah diselesaikan ke Kapolres Magelang, diselesaikan secara kekeluargaan dan tidak masuk ke ranah hukum.