REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- Budayawan Emha Ainun Nadjib alias Cak Nuk mengetahui bahwa di tahun politik ini ada penyataannya yang dipotong-potong di media sosial untuk kepentingan politik. Namun, Cak Nun menegaskan bahwa dirinya tidak ingin mencampuri urusan politika praktik.
Hal itu diungkapkan Cak Nun saat menerima silaturrahmi calon wakil presiden nomor urut 01, KH Ma'ruf Amin di Rumah Maiyah, Kadipiro, Yogyakarta, Ahad (14/10).
"Saya tak pernah sekalipun punya niat ikut campur (soal politik). Bahwa ada potongan kalimat saya diambil-ambil, dicampur-campur, itu medsos namanya. Saya tak bisa menghalang," ujar Cak Nun dalam keterangan tertulis yang diterima Republika.co.id, Ahad (14/10).
Dalam hidupnya, Cak Nun hanya ingin berkutat dengan ketuhanan, tanah air, dan rakyat. Dia juga lebih memilih untuk setidaknya empat hari dalam seminggu bertemu masyarakat bawah, khususnya dari kalangan Nahdliyin.
Cak Nun mengatakan, dirinya bersama Komunitas Maiyah hanya akan berposisi sebagai pertugas keseimbangan, petugas kerukunan, dan petugas silaturahmi.
"Jadi kalau ramai-ramai ada HTI sama NU, ya saya ikut. Tapi saya terima siapapun yang datang. Kalau ada kesempatan mereka mau ikut, ya saya persilahkan. Minimal kalau ada saya lebih mengademkan," kata Cak Nun.
Sementara, Kiai Ma'ruf bersyukur bisa diterima dengan baik oleh Cak Nun. Dalam kesempatan itu, Kiai Ma'ruf meminta masukan dan saran kepada Cak Nun beserta kawan-kawannya untuk berjuang di jalur struktural pada Pilpres 2019.
"Hari ini saya sangat bersyukur bisa diterima oleh Emha Ainun Nadjib, budayawan dan tokoh kita yang terkenal, menerima silaturahmi saya," ucap Kiai Ma'ruf.