REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Memasuki era ekonomi digital pemanfaatan dan penguasaan teknologi merupakan salah satu indikator kemajuan negara yang memiliki sumber daya manusia (SDM) yang kuat. Untuk itu, peningkatan kompetensi SDM melalui pendidikan dan pelatihan dinilai perlu direvitalisasi.
Menteri Ketenagakerjaan Hanif Dhakiri menyatakan, orientasi program serta kurikulum pendidikan dan pelatihan vokasi harus diubah. Sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sebagai entrepreneur society atau employee competent berbasis teknologi informasi.
"Lembaga-lembaga vokasi, harus adaptif terhadap perubahan dunia kerja dengan melakukan perubahan kurikulum yang sesuai dengan kondisi saat ini," ungkap Hanif melalui pesan tertulis, Sabtu (13/10).
Selain itu, tambah dia, perlu ada penguatan nilai-nilai yang bersumber dari ajaran agama dan keanekaragaman budaya. Terlebih, nilai tersebut harus menjadi dasar perilaku setiap individu dalam upaya membangun bangsa dan negara.
"Perilaku yang bersumber dari nilai-nilai dan budaya harus tetap dikedepankan, karena jika tidak justru era digital akan membuat kemunduran pada diri manusia yang berbudi luhur," kata Hanif.
Karenanya, dia pun mengajak agar setiap warga negara untuk terus menguatkan rasa kepada bangsa dan negaranya dengan segala aspek keberagaman di Indonesia. Sikap kecintaan terhadap Indonesia dapat dicerminkan melalui penggunaan bahasa dan tutur kata, penggunaan produk dalam negeri, dan lebih menonjolkan kepribadian bangsa Indonesia.
"Saya yakin dengan itu semua akan menghantarkan SDM atau tenaga kerja Indonesia memiliki daya saing yang kuat dan menghantarkan bangsa Indonesia menjadi bangsa yang bermartabat," kata Hanif.